Postingan

Berita Unggulan

Pengabdian Guru, Telusuri 80 Kilometer Sehari

Gambar
Rumilah bersama Suami   TAK salah jika kaum perempuan memberontak untuk menuntut kesetaraan gender. Apapun pekerjaan yang dilaksanakan kaum pria, ternyata juga bisa dikerjakan perempuan.  Bukti etos kerja yang tinggi tanpa kenal lelah itu juga yang tampak terlihat di diri Siti Rumilah. Sejak tahun 1993—awal menjadi tenaga pendidik— Rumilah sudah dihadapkan dengan tugas dengan medan yang berat. Menjadi tenaga pengajar di SDN 6 Samuda Besar, Kecamatan Mentaya Hilir, perempuan kelahiran Nganjuk harus pulang pergi dari Sampit menuju Samuda setiap hari. Jika jarak tempuh dari Sampit menuju Samuda sekitar 40, maka setiap hari Rumidah menghabiskan 80 kilometer perjalanannya untuk menularkan ilmu yang dimilikinya.  Dengan sepeda motor tua dan jalan yang belum sebaik sekarang, Rumilah tetap menjalani keseharian itu. Satu tekad yang membuatnya teguh adalah pengabdian untuk meningkatkan pendidikan.  Ditugaskan di luar perkotaan dengan gaji saat itu Rp 88 ribu, Ruminah tetap punya satu misi kemamp

Dewan Pendidikan Kunjungan ke Kota Malang (2)

Gambar
Pertemuan Ketua DP Kotim Heriansyah dengan penghuni asrama mahasiswa dan pelajar Kotim di Kota Malang  Kunjungan Singkat Ketua DP ke Asrama Mahasiswa Kotim di Malang (2-habis)  Perlu Gebrakan untuk Menggeliatkan Keberadaan IPMK Organisasi Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Kotim (IPMK) dibentuk untuk mengeratkan talisilaturahmi para pelajar dan mahasiswa Kotim yang menempuh pendidikan di luar kota. Sayang, keberadaan IPMK Kotim di Kota Malang, Jawa Timur tidak dimanfaatkan secara maksimal. Organisasi itu pun tampak stagnan dan minim aktivitas. ARIFIN, Malang   KEBERADAAN IPMK di Malang sudah lama terbentuk. Dulunya organisasi ini memiliki banyak aktivitas, namun seiring berjalannya waktu, keberadaan oraganisasi ini tak banyak aktivitas. Apalagi warga Kotim yang menempuh pendidikan di Kota Malang pun masih banyak yang tidak bergabung dalam organisasi ini.  “Sebenarnya jumlah pelajar dan mahasiswa di Kota Malang cukup banyak hanya saja karena terkotak-kotak sehingga sulit untuk mendata sem

Dewan Pendidikan Kunjungan ke Kota Malang (1)

Gambar
Ketua DP Kotim Heriansyah dan sekretarisnya Fahruddin Idris bersama mahasiswa Kotim di Kota Malang.  Kunjungan Singkat Ketua DP ke Asrama Mahasiswa Kotim di Malang (bagian-1)  Dipesani Jaga Kebersihan dan Buat Program Aksi Sosial Asrama mahasiswa dan pelajar Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) di Kota Malang, Jawa Timur berada di jalur strategis. Bangunan yang dihuni 18 mahasiswa asal Kotim ini berada di tepi jalan Mayjen Panjaitan No 14 Malang.  ARIFIN, Malang SIANG itu saat matahari tepat berada di atas kepala suasana asrama mahasiswa Kotim di Kota Malang tampak sepi. Hanya ada dua buah kendaraan roda dua yang terparkir di teras rumah. Halaman rumah juga terlihat kotor, bahkan penutup selokan sudah ada yang pecah.  Untuk masuk ke dalam perlu ekstra hari, jika tak ingin kendaraan roda dua yang anda tumpangi terperosok ke dalam parit kecil. Bersama Ketua Dewan Pendidikn (DP) Kotim H Heriansyah dan didampingi sekretarisnya Fahruddin Idris,  kunjungan singkat ke asrama mahasiswa Kotim

SMP 1 Cempaga Pusat Internet

Gambar
SAMPIT – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mencanangkan SMP 1 Cempaga Kecamatan Cempaga untuk dijadikan pusat internet. Tujuannya untuk memberikan pembekalan kepada siswa untuk mengetahui tentang teknologi sesuai dengan kurikulum.   Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kotim Agus Suryo Wahyudi mengatakan, pencanangan itu dikarenakan SMPN 1 Cempaga ini merupakan satu-satunya sekolah yang berada di ibukota kecamatan dengan jumlah rombongan belajar (rombel) dan ruang kelasnya yang cukup banyak. “Dengan adanya internet nantinya akan membantu guru-guru dalam proses belajar mengajar. Misalnya, memberikan tugas melalui situs sekolah yang telah dirancang dan dibuat oleh sekolah,” ungkapnya kemarin (15/2). Meskipun ada rencana menjadikan SMPN 1 Cempaga sebagai tempat pusat internet, mantan Kabid Dikdas ini tidak mau menjanjikan bisa terealisasi dalam waktu dekat mengingat sebelumnya harus dilakukan uji kelayakan. “Untuk s

Sekolah Swasta Harus Mampu Bersaing

Gambar
Salah satu sekolah di Kota Bandung, Jawa Barat melarang siswanya membawa handphone saat proses belajar mangajar.  BANDUNG – Keberadan sekolah swasta (baca: SD, SMP dan SMA/SMK) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) masih kalah pamor dengan sekolah negeri. Ini bisa terlihat saat penerimaan peserta didik baru (PPDB), dimana sekolah swasta masih dianggap sebagai alternatif terakhir. Sementera sekolah negeri menjadi banyak buruan calon siswa.  Agar sekolah swasta mampu bersaing dengan sekolah negeri Dewan Pendidikan (DP) Kotim memiliki strategi khusus. Salah satunya memaksimalkan sekolah swasta untuk menonjolkan kemampuan yang dimilikinya.  “Kenapa itu harus dilakukan? Dari hasil studi banding kita di Bandung, sekolah swasta semuanya melakukan hal itu. Nah, kenapa di Kotim tidak kita terapkan seperti itu juga?”kata Ketua Dewan Pendidikan Kotim Heriansyah.  Sebagai langkah awal perlu dilakukan workshop dan seminar dengan mengundang seluruh sekolah swasta termasuk juga komite sekolah. Ini

Dorong Tonjolkan Keunggulan

ARIFIN/RADAR SAMPIT DISIMPAN : Salah satu sekolah di Kota Bandung, Jawa Barat melarang siswanya membawa handphone saat proses belajar mangajar. Sekolah Swasta Agar Mampu Bersaing SAMPIT – Keberadan sekolah swasta (baca: SD, SMP dan SMA/SMK) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) masih kalah pamor dengan sekolah negeri. Ini bisa terlihat saat penerimaan peserta didik baru (PPDB), dimana sekolah swasta masih dianggap sebagai alternatif terakhir. Sementera sekolah negeri menjadi banyak buruan calon siswa. Agar sekolah swasta mampu bersaing dengan sekolah negeri Dewan Pendidikan (DP) Kotim memiliki strategi khusus. Salah satunya memaksimalkan sekolah swasta untuk menonjolkan kemampuan yang dimilikinya. “Kenapa itu harus dilakukan? Dari hasil studi banding kita di Bandung, sekolah swasta semuanya melakukan hal itu. Nah, kenapa di Kotim tidak kita terapkan seperti itu juga?”kata Ketua Dewan Pendidikan Kotim Heriansyah. Sebagai langkah awal perlu dilakukan workshop dan seminar dengan mengun

komite sekolah

Gambar
ARIFIN/RADAR SAMPIT KUNJUNGAN KERJA : Rombongan DP Kotim, Komisi I DPRD Kotim bersama DP Kabupaten Bandung. Tidak Lagi Didominasi Kaum Pria SAMPIT – Terinspirasi dari hasil studi banding ke Dewan Pendidikan (DP) Kota Bandung dan Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat bahwa ketua Komite Sekolah didominasi kaum perempuan membuat DP Kotim berupaya untuk mengikuti jejaknya. Studi banding itu dilakukan bukan hanya DP Kotim tapi juga Komisi I DPRD Kotim, 8-12 Februari lalu. Ketua DP Kotim H Heriansyah mengatakan seorang perempuan yang menjabat sebagai ketua komite sekolah bukanlah hal tabu di Bandung, justru itu dinilai lebih efektif dibandingkan laki-laki. “Menjadi ketua komite sekolah dikalangan perempuan sudah hal biasa di Bandung ini. Dan ini merupakan persamaan gender artinya tidak membedakan siapa saja berhak untuk menjabat sebagai ketua," ungkapnya. Dia menambahkan, dan ini bisa diterapkan di Kabupaten Kotim mengingat dengan diberlakukannya persamaan gender membuka kesempatan da