Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2010

Tarif penumpang dan pengantar naik

SAMPIT – Sejak awal Juli lalu, pihak Pelindo III Cabang Sampit menaikkan tarif masuk terminal penumpang Pelabuhan Sampit. Jika sebelumnya setiap penumpang dikenakan Rp.2.500, kini menjadi Rp 6 ribu. General Manager Pelindo III Cabang Sampit Abdul Rofid Fanany mengatakan kenaikan tarif sudah direncanakan sejak lama, namun baru bisa diwujudkan saat ini. “Keputusan itu juga telah melalui aspek kajian,” ucap Rofid. Naiknya tarif bagi penumpang pada saat masuk terminal penumpang akan diiringi dengan peningkatan pelayanan seperti, ruang tunggu ber-AC, kebersihan toilet, penyediaan musala, ruang bagi ibu yang memiliki bayi hingga bagi yang cacat. “Pelayanan ini akan dirasakan paling lambat sebelum lebaran tahun ini,” jelas Abdul yang mengaku pengemar tulisan Dirut PLN Dahlan Iskan ini. Selain tarif bagi penumpang, lanjutnya, juga ada kenaikan tarif untuk pengantar. Semula Rp1.500 menjadi Rp2.500. “Kami tidak menaikan akan tetapi menyesuaikan dengan tarif layanan,” tukas Abdul yang juga hobi

Pelni Kotim Tegaskan Tak Ada Uang Kasur

SAMPIT – Bila memiliki pengalaman menjadi penumpang kapal laut milik Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni), apalagi lebaran, kapal laut penuh sesak dengan pemudik, para calo atau pihak tertentu memanfaatkan situasi biasanya muncul, termasuk transaksi sewa-menyawa kasur milik kapal itu sendiri, padahal sudah menjadi milik penumpang sendiri. Pada berapa kesempatan aksi sewa kasus ini, juga melibatkan awak kapal itu sendiri dan tidak sedikit pula yang melibatkan oknum-oknum lainya. Menanggapi hal ini, Kepala Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Cabang Sampit Hasbi Abdullah, menindak tegas kepada oknum yang menjual tempat atau kasur tidur kepada penumpang pada saat mudik lebaran karena prosedurnya tidak bayar. “Uang kasur hingga tempat lainnya pembayarannya sudah termasuk pembelian di tiket penumpang, saya tegaskan tidak ada uang kasur itu.” ucapnya kemarin . Hasbi meminta kepada penumpang apabila menemukan hal demikian agar segera melaporkan kepada petugas. “Kami harapkan agar penumpa

Tim pengawas BBM stagnan

SAMPIT – Ketua bidang pengawasan evaluasi distribusi bahan bakar minyak (BMM) Juliansyah mengakui stagnan tim pengawasan BBM kesejumlah SPBU yang dibentuk Bupati Kotim 24 Mei lalu terkendala dana operasional. Dia mengatakan, hingga kini pihaknya tidak bisa menjalankan tugas yang telah diberikan surat Keputusan (SK) oleh Bupati Kotim untuk mengawasi dan melakukan evaluasi pendistribusian BBM di Kabupaten Kotim. “Dana operasional belum ada,” katanya kepada Radar Sampit diruang kerjanya kemarin (28/7). Dana operasional yang dibutuhkan memang cukup besar sekitar Rp50 juta melalui anggaran APBD Kotim. Akan tetapi, hingga sekarang belum direalisasikan. “Kami sudah mengajukan besaran dana yang akan digunakan untuk biaya operasional tetapi belum direspon. Dan nanti akan kami ajukan langsung melalui Bupati,” ujarnya. Sebelumnya, lanjut Juliansyah, pihaknya telah mengajukan proposal dalam anggaran perubahaan karena memang tidak ada dana pihaknya akan meminta langsung kepada Bupati Kotim. “Pendan

Warga saranau keluhkan kelangkaan mitan

SAMPIT - Kelangkaan minyak tanah (mitan) bukan hanya dirasakan masyarakat di kota sampit, sejumlah warga Kecamatan Saranau mengalami hal serupa dan mengeluh sejak awal Juli lalu. Informasi yang dihimpun Radar Sampit, sekitar 7 pangkalan mitan beroperasi diwilayah Kecamatan Saranau terutama dibantaran sungai Mentaya akan tetapi warganya mengaku tidak pernah dapat jatah mitan padahal pendistribusiannya tiap minggu lancar. Dalam satu bulan pangkalan mitan tersebut masing-masing disuplay dari depot pertamina Sampit sebanyak 4 tangki atau 1 tangki 25 drum. "Sejak awal bulan Juli kami kesulitan mendapatkan mitan dipangkalan dekat rumah kami ini," ungkap salah satu warga Saranau, Anang. Menurut Anang, dengan jumlah pasokan yang cukup tentunya masyarakat sekitar pinggiran bantaran sungai mentaya kebagian mitan akan tetapi nyatanya tidak. "Dikemanakan jatah warga, padahal sebelumnya untuk warga Saranau terpenuhi," urainya. Anang justru berpikiran kearah oplosan dengan langka

Baru 60 Persen Buat Laporan BOS

SAMPIT – Dinas Pendidikan Pemuda Olahraga (Disdikpora) Kotim mencatat sekitar 60 persen SD/SMP penerima dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) belum membuat laporan tentang penggunaan dana tersebut. Manager BOS Kabupaten Kotim Agus Suryo Wahyudi mengatakan, sejak dicairkan dana BOS periode I bulan Januari-Maret dan periode II bulan April-Juni hanya 60 persen yang membuat laporan. “Laporan ini sifatnya wajib dan sekarang yang telah membuat laporan sekitar 60 persen. Sedangkan periode III bulan Juli-September dalam proses,” ungkap Agus, kemarin (26/7). Menurut mantan Kabid Linmas ini, bentuk laporan penggunaan dana BOS itu wajib dibuat sebagai laporan untuk diaudit sesuai dengan laporan yang disampaikan oleh pihak sekolah penerima dana tersebut. “Semua laporan akan diaudit langsung oleh tim dinas pendidikan provinsi, inspektorat, dan irjen kementrian pendidikan nasional. Mereka akan mengaudit sesuai dengan laporan,” urainya. Agus melanjutkan, laporan itu berbentuk fisik kwitansi sesuai

Pendaftar SMKN 1 Sampit Menurun

Gambar
SAMPIT – Pendaftar calon siswa baru di SMK Negeri 1 Sampit diprediksi menurun. Tahun ini 705 orang sedangkan tahun sebelumnya 970 orang. Penyebabnya, di beberapa kecamatan telah berdiri sekolah kejuruan. Kepala SMKN 1 Sampit Drs Ino memprediksi penurunan pendaftar sekitar 200 orang. Menurunnya jumlah pendaftar bukan berarti animo masyarakat menurun, tapi karena dibangunnya beberapa SMK baru. “Mungkin orangtua atau siswa lebih memilih yang dekat dari tempat tinggalnya,” ungkapnya kemarin (2/7). Munculnya SMK yang ada di kecamatan akan memudahkan pengawasan orangtua dan biaya lebih murah dibandingkan anaknya yang bersekolah di lokasi yang jauh. “Mungkin ini salah satu pertimbangan dari orangtua siswa,” timpalnya. Tahun ini, SMKN 1 Sampit membuka rombongan belajar sebanyak delapan kelas dengan kompetensi Keahlian Akuntansi, Pemasaran, Administrasi Perkantoran, Multimedia dan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL). “Yang sudah mengembalikan formulir sesuai dengan data dari panitia PSB berj

Disinyalir Walet bisa tularkan penyakit

Gambar
SAMPIT – Subdit ISPA Direktorat P2ML Ditjen Pengendalian Penyakit (PP) dan Penyehatan Lingkungan (PL) Kemenkes RI dr Ari Bratasena, MPH menyebutkan, wabah atau Kejadian Luar Biasa (KLB) ini banyak tumbuh dari binatang perlu dilakukan suatu kajian-kajian karena disini (Kotim-Red) perternakan walet itu merambah sangat pesat. Takutnya, khawatirnya, walet-walet ini ditunggangi oleh virus-virus yang menular dari hewan ke manusia. “Semesti harus diwaspadai, dimonitor oleh Dinas Kesehatan maupun Dinas Peternakan secara koordinir, walet-walet ini punya potensi juga bisa menularkan penyakit,” ujarnya usai kegiatan sosialisasi dan kesiapsiagaan penyakit flu baru H1N1 dilantai IV hotel permata Indah. Kamis (1/7) kemarin. Apakah sudah ada penelitian kearah walet yang terindikasi bisa membawa penyakit. “Sampai saat ini masih belum, ini hanya pola pikir saja. Pola pikir yang logitik, logika, jangan-jangan. Yang namanya juga binatang, siapa tahu,” ucapnya seraya bercanda. Walet adalah jeni