Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2010

Kades Patai tuding camat tak profesional

SAMPIT – Kepala Desa Patai telah menuding pihak Kecamatan Cempaga Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dalam hal mengundang dirinya untuk menghadiri rapat final tapal batas desa Jumat (17/9) lalu dianggap kurang profesional. Menurut Karnadi, semestinya pihak Kecamatan mengundang dirinya bukan menggunakan sms atau melalui telepon selular melainkan harus pakai surat. “Saya diundang hanya melalui sms dan tanpa surat resmi,” katanya kepada sejumlah wartawan dikediamannya. Sabtu (18/9) lalu. Dia mengakui, sms memang sudah masuk ke nomor HP pribadinya akan tetapi dinilai agak kesiangan. “Smsnya masuk sekitar pukul 09.30 WIB sedangkan acara dimulai pukul 08.00 Wib,” ujarnya. Karena sms dinilai sudah kesiangan, akhirnya Kades tersebut tidak mau menghadiri acara tersebut. Dan bahkan menurut informasinya dia berada di Sampit saat itu. Rapat final tapal batas desa itu membahas tentang rancangan pemekaran Desa Cempaka Mulya Barat untuk manjadi 2 desa. Sedangkan yang hadir hanya 7 Kades, itupun mer

Guru banyak yang membandel

SAMPIT – Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kotawaringin Timur (kotim) menilai guru yang dipercaya untuk mengajar dan membina demi masa depan anak didik banyak yang membandel. Demikian disampaikannya dihadapan seluruh Kepala sekolah tingkat SD SeKotim dihadapan psserta diklat penguatan kompetensi kepala sekolah dan pengawas sekolah 16-19 September di Hotel Wella sampit kemarin. Karena mendapatkan informasi seperti itu, Yanero langsung meminta atau menghimbau kepada seluruh kepala sekolah maupun pengawas sekolah agar memperhatikan dan melakukan pengawasan ketat. “Banyak sms yang masuk di HP pribadi saya, isinya kebanyakan keluhan orangtua siswa tentang guru yang jarang mengajar didepan kelas,” ujarnya. Menurutnya, guru memiliki potensi besar dalam menumbuhkembangkan watak dan kepribadian anak disamping itu membekali dengan berbagai ilmu pengetahuan. Akan tetapi realitanya masih banyak yang belum paham akan tugas dan tanggungjawabnya sebagai tenaga pendidi

Panen tahunan aroma korupsi kecil-kecilan

SAMPIT – Pungutan karcis tanda masuk menuju objek wisata ujung pandaran Kecamatan Teluk Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mendapat sorotan tajam dari Ketua Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Kabupaten Kotim. Audy Valent menilai bahwa biaya retribusi diluar ketentuan itu beraroma korupsi meksipun kecil-kecilan akan tetapi panen tahunan. “Mengenai pungutan itu kalau dinilai merupakan kecil jumlahnya akan tetapi kalau dikalikan beberapa kendaraan yang masuk tentunya nilainya besar. Berapa keuntungan yang mereka raup,” ujarnya kepada Radar Sampit dikediamannya kemarin. Menurutnya, semestinya pungutan diluar ketentuan itu bukan dibebankan kepada para pengunjung karena retribusinya sudah termasuk mahal yakni Rp8 ribu perkendaraan. “Dikemanakan uang pungutan Rp2 ribu perkendaraan itu, saya harapkan agar aparat terkait mengusut tuntas masalah ini,” tegas Audy yang juga Koordinator Forum Bersama (Forbes) LSM Kabupaten Kotim ini. Audy juga mengomentari statement Kepala Dinas Perhubungan F