Postingan

Menampilkan postingan dari 2011

Ruang Kelas Terbatas

Gambar
JEPRETAN : ARIFIN/RADAR SAMPIT MEMPRIHATINKAN : Lantaran kekurangan kelas murid SDN 7 Ketapang belajar di rumah warga. Pinjam Rumah Warga untuk proses belajar mengajar SAMPIT – Sorotan terhadap kurangnya sarana pendidikan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), seakan tak ada habisnya. Parahnya, kondisi memprihatinkan itu tidak hanya ditemukan di sekolah-sekolah di pelosok, tetapi juga di kawasan kota Sampit. Kali ini giliran kondisi SDN 7 Ketapang Kelurahan Pasir Putih Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. Karena keterbatasan ruang kelas, sebagian siswa setempat terpaksa belajar di sebuah rumah yang kondisinya memprihatinkan. Itu pun, penggunaan rumah tersebut atas kemurahan hati sang pemilik rumah yang merasa peduli terhadap kondisi sekolah tersebut. Kondisi ini sudah berlangsung lama sekitar dua tahun mengingat SDN 7 Ketapang lokasinya berada di area perumahan, tepatnya di perumahan Sawit Raya Jalan Jenderal Sudirman Km 6 arah Sampit-Pangkalan Bun. Jumlah seluruh siswa di sekolah itu 17

Hujan Turun, Pelajaran Dihentikan

Gambar
ARIFIN/RADAR SAMPIT MEMPRIHATINKAN – Siswa kelas VI SDN 2 Luwuk Kama Desa Jemaras Kecamatan Cempaga terpaksa memanfaatkan rumah guru untuk proses belajar mengajar karena keterbatasan ruang kelas. Memprihatinkan, Rumah Guru Jadi Kelas SAMPIT – Terbatasnya ruang kelas, membuat pihak SDN 2 Luwuk Kama Desa Jemaras Kecamatan Cempaga Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), harus putar otak agar anak didik mereka tetap bisa belajar. Bahkan, rumah dinas yang seharusnya dijadikan tempat tinggal para guru, akhirnya harus direlakan untuk dijadikan ruang kelas. Sebelumnya, berbagai cara lain juga dilakukan oleh pihak sekolah untuk menyiasati keterbatasan ruang kelas. Salah satunya adalah dengan menyekat salah satu ruangan sehingga bisa digunakan untuk dua kelas berbeda, meski tentu sangat tidak nyaman karena proses belajar mengajar kedua kelas tersebut hanya dibatasi sekat alakadarnya. Penggunaan rumah dinas guru menjadi ruang kelas terjadi sejak 2009 lalu. Rumah dinas yang kondisinya juga cukup mem

Ruang Kelas Dibuat Bersekat

Gambar
ARIFIN/RADAR SAMPIT TERGANGGU : Siswa Kelas IV dan V SDN 2 Luwuk Kama Desa Jemaras, Kecamatan Cempaga cukup terganggu karena belajar di satu ruang yang sama dengan hanya dibatasi sekat. Satu Ruang Untuk Dua Kelas SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim)masih harus terus meningkatkan sarana dan prasaranan pendidikan di daerah ini. Mengingat, masih banyak siswa yang harus belajar di sekolah yang kondisinya tidak nyaman karena berbagai keterbatasan. Seperti di SDN 2 Luwuk Kama Desa Jemaras Kecamatan Cempaga, keterbatasan ruang kelas membuat pihak sekolah mengambil kebijakan menggabungkan sejumlah kelas saat belajar. Siswa kelas IV dan V harus belajar di satu ruang yang sama hanya dengan dibatasi sekat di bagian tengah ruangan. Hal itu dilakukan karena ruang yang ada tidak mencukupi. Selain membuat sekat, sekolah yang posisinya berada dipinggir jalan poros Sampit-Palangka Raya ini juga memberlakukan jadwal masuk kelas pagi dan siang, terutama untuk kelas II. Kepala SDN 2 Lu

Nelly Suriani Purba

Gambar
Cerita Nelly Suriani Purba, Guru Bahasa Indonesia di Desa Terpencil Sulit beradaptasi karena Mayoritas Anak Menggunakan Bahasa Ibu Menjadi tenaga pendidik terutama di desa terpencil tidaklah gampang. Banyak rintangan yang dihadapi. Salah satunya sulit berkomunikasi karena mayoritas siswa menggunakan bahasa ibu dan bahasa Indonesia masih dianggap bahasa asing bagi mereka. ARIFIN, Sampit TAHUN 1987 merupakan awal perjalanan Nelly Suriani Purba menginjakkan kakinya di Desa Buntut Bali, Kabupaten Katingan (dulu masih masuk Kabupaten Kotawaringin Timur). Dia ditugaskan sebagai guru bahasa Indonesia di SMPN 1 Pulau Malan. Dari situlah awalnya dia mulai memperkenalkan bahasa Indonesia kepada anak didiknya. Meskipun hanya 2 tahun bertugas di SMPN 1 Pulau Malan, Nelly memiliki pengalaman yang tidak pernah dia lupakan yakni sulitnya melakukan komunikasi kepada warga setempat terlebih-lebih dengan anak didiknya. Pasalnya, bahasa pengantar yang disampaikan pada saat berkomunikasi mengunakan bahasa

Janjikan Tambahan Ruang Kelas

Gambar
Jepretan Arifin Radar Sampit BELAJAR : Sejumlah murid SDN 3 Sawahan belajar dibawah pohon SDN 3 Sawahan Dibanjiri Pejabat SAMPIT– Kondisi memprihatinkan siswa SDN 3 Sawahan Kecamatan Mentawa Baru Ketapang yang terpaksa belajar di bawah pohon karena kekurangan ruang kelas, seakan membuat pihak terkait kebakaran jenggot. Setelah berita itu muncul di koran ini, sejumlah pihak ramai-ramai datang ke sekolah tersebut dan berjanji akan memperjuangkan penambahan ruang kelas. Pantauan Radar Sampit, Selasa (4/10) pagi, proses belajar mengajar sejumlah siswa yang terpaksa belajar di alam terbuka, tetap berjalan seperti biasa. Namun kemarin perhatian mereka sedikit terbagi karena kebanjiran tamu sejumlah pihak terkait, yakni pejabat terkait yang ingin melihat langsung kondisi proses belajar mengajar di sekolah itu. Paling awal datang ke lokasi adalah Kepala UPTD Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kecamatan MB Ketapang Syahmubin, disusul Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Kotim Heriansya

Terpaksa Belajar di Bawah Pohon

Gambar
ARIFIN/RADAR SAMPIT BELAJAR DILUAR RUANGAN : Sejumlah murid SDN 3 Sawahan belajar dialam terbuka karena tidak adanya ruang kelas yang digunakan untuk proses belajar mengajar. SAMPIT – Untuk membuktikan masih kurangnya fasilitas pendidikan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) ternyata tidak perlu jauh-jauh ke pelosok. Di dalam kota Sampit, ternyata juga ada siswa Sekolah Dasar (SD) yang harus belajar dengan fasilitas yang jauh dari kata ideal. Keterbatasan ruang belajar bagi kelas I dan II SDN 3 Sawahan memaksa para murid itu harus mengikuti proses belajar mengajar di alam bebas. Memprihatinkan, karena mereka harus belajar di bawah pohon dengan hanya beralaskan terpal. Suasana belajar seperti itu tentu bukan sesuatu yang nyaman bagi para siswa setempat. Selain kurang konsentrasi karena suara guru sering kalah keras dengan suara warga atau lalu lintas di kawasan itu, perhatian para siswa juga terkadang terpecah karena banyak warga yang memperhatikan proses belajar-mengajar yang sedan

Raudhatul Atfhal Kotim belum terakreditasi

SAMPIT – Sebanyak 31 Raudhatul Atfhal (RA) yang tersebar di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) hingga saat ini belum ada satupun yang memegang lebel akreditasi. Padahal akreditasi itu penting bagi madrasyah untuk dimiliki. Akreditasi merupakan alat regulasi diri (self-regulation) agar madrasah mengenal kekuatan dan kelemahannya, kemudian melakukan upaya yang terus menerus untuk meningkatkan kekuatan serta memperbaiki kelemahan yang dimilikinya. Kepala Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kabupaten Kotim Akhmad Syarkawi melalui Kasi Mapenda Islam H Rusdi mengatakan, madrasyah bukannya tidak ingin mendapatkan akreditasi melainkan merasa rendah diri karena sarana dan prasarana yang dimiliki banyak kekurangannya. “Ini jawaban dari pihak madrasyah bahwa mereka tidak pantas untuk mengikuti penilaian akreditasi karena madrasyah yang dikelola yayasan masih jauh dari standar pelayanan,” ungkapnya melalui sambungan telepon, kemarin (19/9). Semestinya, lanjut Rusdi, pihak madrasyah jangan mer

Peseeta Prakerin SMK PGRI Sampit Diberikan Pembekalan

Gambar
MENCATAT MATERI  : S iswa Prakerin SMK PGRI Sampit sedang menyimak dan mencatat materi yang disampaikan oleh pamateri pada saat pembekalan.  Pembekalan siswa prakerin sebelum memasuki dunia kerja patuhi semua aturan, input data yang akurat Untuk mengembangkan sikap berkompetensi yang profesional sebelum diterjunkan kelapangan guna mengikuti praktik kerja industri (Prakerin), sebanyak 143 siswa SMK PGRI Sampit kelas XI jurusan Akuntansi dan Penjualan diberikan pembekalan yang dipusatkan diruangan sekolah.    ARIFIN , Sampit Pembekalan prakerin itu disampaikan beberapa narasumber dari Dunia Usaha dan Dunia Industri (DU/DI) diantaranya, Koperasi Unit Desa (KUD) Kecamatan Baamang, Rezeki Swalayan, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kotim dan Mars Komputer. Sekitar 35 DU/DI baik dari instansi pemerintahan negeri dan swasta yang bersedia menerima para siswa prakerin ini yang dimulai 1 Oktober hingga 1

20 Persen Pegawai Disdikpora Absen

Gambar
Jepretan Arifin/Radar Sampit PULANG SEKOLAH : Pelajar SD dan SMP ketika pulang sekolah Di Hari Pertama Masuk Kerja SAMPIT–Hari pertama masuk kerja masih ada saja para pegawai negeri sipil (PNS) yang tidak masuk kerja. Salah satunya ada di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kotim. Di dinas yang dipimpin Agus Suryo Wahyudi ini sekitar 20 persen pegawainya absen alias tidak masuk kerja. Banyaknya PNS yang absen terungkap saat bupati Kotim H Supian Hadi melakukan inspeksi mendadak (sidak), kemarin pagi (5/9). Sidak dilakukan sekitar pukul 09.30 Wib. Kehadiran bupati mengejutkan para PNS di Disdikpora. Saat tiba, bupati langsung menemui kepala Disdikpora. “Mana absensi pegawai, berapa persen yang hadir dan berapa persen yang tidak hadir,” tanya Supian kepada kepala Disdikpora Kotim. Dijawab Agus,”Yang hadir sekitar 80 persen dan tidak hadir 20 persen.” Setelah mendapatkan keterangan singkat dari Kadis Dikpora Kotim, kemudian Bupati termuda di Kalteng ini meningg

Disdikpora kirim 12 guru TK mengikuti PLPG

SAMPIT – Sebanyak 12 guru Taman Kanak-kanak (TK) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) tahap IV ini mengikuti Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2011 di Palangka Raya guna mendapatkan sertifakat pendidik. Pelatihan itu dimulai 10-19 September sedangkan pendaftaran dibuka 8-9 September ini dengan cara mendaftarkan diri langsung ke panitia kegiatan PLPG Rayon 18 Universitas Palangka Raya (Unpar). Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kotim Agus Suryo Wahyudi mengatakan, dua belas gutu TK itu yang mengikuti PLPG sudah lulus seleksi melalui Sistem Informasi Manajemen Nomor Unik Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (Sim NUPTK). “Seleksinya melalui online,” ungkapnya kepada Radar Sampit diruang kerjanya kemarin (6/9). Bagi peserta selama mengikuti PLPG di Palangka Raya, lanjut Agus Suryo, mengenai akomudasi maupun konsumsi akan ditanggung sepenuhnya oleh panitia kegiatan sedangkan transportasi ditanggung peserta. “Yang tidak ditanggung panitia hanya transportasi,”

Sidak Bupati berdampak positif kinerja Dikpora

Gambar
SAMPIT – Inspeksi mendadak (Sidak) yang dilakukan oleh Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) pada saat hari pertama masuk kerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) terutama pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) ternyata membuahkan hasil positif yang luar biasa terutama disiplin kerja. Itu terbukti setelah dilakukan sidak (5/9) perdana oleh Bupati Kotim di Dinas pemangku kebijakan pendidikan di Kotim ini, disiplin kerja mulai terlihat jelas yakni seluruh pengawainya turun kerja tepat waktu bahkan ada yang hadir lebih awal. Hal itu merupakan dampak positif bagi Dinas pengelola keuangan terbesar nomor 1 di Kotim ini. “Kita menyambut baik dengan adanya sidak yang dilakukan oleh Bupati Kotim. Kinerja pengawai terutama tentang disiplin kerja mulai terlihat saat ini,” ungkap Kepala Disdikpora Kabupaten Kotim Agus Suryo Wahyudi kepada Radar Sampit diruang kerjanya kemarin (6/9). Bukti disiplin tepat waktu itu terlihat ketika apel pagi dan sore yang diadakan di Disdikpora. Dari apel itu ter

Tidak Ada Dana Tambah Ruang Kelas

Gambar
Jepretan : ARIFIN/RADAR SAMPIT SEMANGAT : Murid SDN 5 Bapinang Hilir Laut tampak semangat bersekolah meski harus belajar di sekolah yang kondisinya memprihatinkan. Situasi itu tampaknya masih harus mereka rasakan karena pemerintah daerah belum ada dana untuk membangun ruang kelas baru Tidak Ada Dana Tambah Ruang Kelas SAMPIT – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mengakui tahun 2011 pembangunan untuk penambahan ruang kelas baru untuk SDN 5 Bapinang Hilir Laut Kecamatan Pulau Hanaut dana anggarannya tidak ada. Bahkan, tahun 2012 pun mereka belum bisa memastikan pembangunan tersebut. Kepala Disdikpora Kabupaten Kotim, Agus Suryo Wahyudi melalui Kabid Pengembangan Pelayanan Pendidikan (PPP) Marjuki mengatakan, anggaran khusus untuk penambahan ruang kelas baru, terutama untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) sangat minim sehingga dipastikan tahun ini tidak ada penambahan ruang kelas baru. “Anggaran Disdikpora minim dan tidak ada pen

kondisi SDN 5 Bapinang Hilir Laut kedua

Gambar
Bagian kedua Melihat kondisi SDN 5 Bapinang Hilir Laut Janji direalisasi Agustus, nyatanya diingkari Harapan untuk memiliki gedung baru pada awalnya menggebu-gebu. Namun, janji untuk membangunkan kelas baru untuk SDN 5 Bapinang Hilir Laut Kecamatan Pulau Hanaut hingga saat ini belum ada kejelasan. ARIFIN, Kelampan Kecil Awalnya wajah guru-guru SDN 5 Bapinang Hilir Laut terlihat ceria pasalnya pemerintah daerah dalam hal ini melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) ketika janjikan tahun 2011 akan dibangunkan 2 lokal. Namun, hingga Agustus ini janji manis itu hanya hisapan jempol belaka. Jumlah ruangan yang tersedia sejak tahun 1980-an hanya 2 ruang belajar dan itupun dibuat bersekat-sekat agar mampu menampung seluruh murid mulai dari kelas I hingga kelas VI. Selain dibuat bersekat-sekat, sekolah yang berada di Desa Kelampan Kecil Kelurahan Bapinang Hilir Laut Kecamatan Pulau Hanaut ini tidak memiliki halaman sekolah

kondisi SDN 5 Bapinang Hilir Laut pertama

Gambar
Bagian pertama Melihat kondisi SDN 5 Bapinang Hilir Laut Hanya punya 2 lokal, belajarnya dibatasi dinding Satu lagi kondisi sekolah dasar yang cukup memprihatinkan terlihat diwajah Bumi Habaring Hurung tercinta ini. SDN 5 Bapinang Hilir Laut Kecamatan Pulau Hanaut sejak berdiri tahun 1980-an hingga sekarang belum tersentuh rehabilitasi. Bagaimana kondisi sebenarnya. Berikut catatan wartawan koran ini ketika bertandang ke Desa Kelampan Kecil. ARIFIN, Sampit Pagi itu (15/8), suasana di SDN 5 Bapinang Hilir Laut terlihat rami dengan murid yang mengenakan seragam putih merah sedang bermain diteras sekolah. Mereka lakukan itu sambil menunggu guru yang akan memberikan pelajaran pada saat itu tiba disekolah. Dengan sabarnya mereka menanti kehadiran sosok guru untuk membina dan membimbing mereka agar kelak menjadi orang yang berguna bagi bangsa negara dan agama. Selang beberapa menit apa yang diharapkan oleh para murid itu tadi, dari kejauhan terlihat bayangan seorang lelaki

LPI Kalteng injak fair play

SAMPIT – Liga Pendidikan Indonesia (LPI) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) melayangkan aksi protes kepada LPI Kalteng yang dinilai menginjak fair play (Bermain jujur) ketika laga antar SMAN 1 Palangka Raya melawan SMAN 3 Sampit. 24 Juli lalu di stadion Tuah Pahoe Palangka Raya memperebutkan piala gubernur Kalteng. Pada saat bertanding, SMAN 1 Palangka Raya telah melakukan kecurangan yakni memasukan pemain tidak sah ketika babak final memperebutkan juara I. Ada 6 pemain diluar SMAN 1 Palangka Raya. Bagi juara akan diikutkan ketingkat Nasional 14 September mendatang. Manager tim sepak bola LPI SMAN 3 Sampit Nanang Abrani mengatakan, Tim LPI SMAN 1 Palangka Raya yang mewakili kota palangka Raya telah melakukan curang memasukan pemain luar sekolah. Dan protes ini sudah disampaikan akan tetapi belum digubris. “Sudah hampir sepekan ini belum digubris protes LPI Kotim kepada LPI Kalteng,” ungkanya yang didampingi ketua LPIKotim, penanggung jawab serta kepala SMAN 3 Sampit kemarin (4/8). Di

Waspada makanan mengandung zat berbahaya

Gambar
SAMPIT – Maraknya makanan dan minuman yang mengandung zat kimia berbahaya beredar dimasyarakat terutama yang dikonsumsi anak-anak sekolah dasar membuat prihatin Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Untuk mengantisipasi agar generasi sejak usia dini mengetahui bentuk makanan maupun minuman yang dianggap berbahaya bagi kesehatan tubuh. DKP mengadakan sosialisasi tentang keamanan pangan segar kepada sejumlah guru pendamping dan siswa SD/MI terutama yang ada diperkotaan. Jumlah peserta yang mengikuti sosialisasi tersebut diambil dari 6 SD/MI atau sekitar 150 orang. Mereka mengikuti sosialisasi itu dipusatkan di gedung wanita Sampit. Dalam sambutannya, Kepala DKP Kotim Kusdinata menyebutkan, sosialisasi ini untuk memberikan pemahaman bagi seluruh siswa tentang makanan dan minuman yang tiap hari dikonsumsi. “Kita harapkan, terutama bagi guru pendamping setelah mengikuti sosialisasi ini juga ikut memberikan pemahaman kepada guru lainnya lebih-lebih kepada anak di

Lahan 2 hektar disiapkan untuk SDN 1 Hanjalipan

Gambar
SAMPIT –Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) untuk merelokasi SDN 1 Hanjalipan Kecamatan Kota Besi Kabupaten Kotim sudah mulai terlihat titik terang. Sebelumnya, pihaknya merasa bingung apakah akan direlokasi atau direhabilitasi, sedangkan untuk direlokasi alasan lokasinya belum ada. Nah, sekarang sudah disiapkan?. Lahan untuk merelokasi sekolah tersebut sebenarnya sudah ada hanya saja perlu diadakan peninjauan ulang langsung kelapangan dan melakukan koordinasi dengan masyarakat setempat. Tanah yang sudah memiliki Surat Keterangan Tanah (SKT) itu jaraknya sekitar 2 kilometer dari pemukiman penduduk. Luas lahan tersebut diprediksikan sekitar 2 hektar dan dinilai tidak akan terkena banjir pada saat air sungai pasang karena letaknya berada ditempat yang tinggi. “Tinggal Dikpora Kotim saja untuk meninjau langsung kelapangan. Mengenai surat tanah saya yakin sudah ada hanya saja masih berbentuk SKT,” ungkap Camat Kota Besi Syahrial kepada Ra

Mengintip aktivitas salah satu pelajar menikmati masa liburan

Gambar
Isi liburan sekolah untuk memancing disungai Mentaya Tidak semua anak usia sekolah memanfaatkan libur panjangnya untuk pergi berlibur keluar kota. Akan tetapi, ada juga mengisi masa liburannya untuk memancing. ARIFIN, Sampit Liburan panjang dimanfaatkan Desy untuk memancing di Sungai Mentaya karena kebetulan tempat tinggalnya itu berada ditepi sungai. Meskipun tidak mendapatkan hasil akan tetapi jadi kesenangan tersendiri bagi siswi SMP diperkotaan ini. Waktu untuk memancing disesuaikan dengan pasang surut sungai Mentaya. Desy memilih pada saat air pasang karena tingginya air pasang tepat dibawah tangga dapur rumahnya. Air pasang kebetulan saat itu pagi hari sehingga memudahkan dia untuk memancing sambil menikmati cemilan. Bermodalkan sebilah ranting pohon salak yang sudah dikeringkan terlebih dahulu, benang nilon ukuran sedang dan panjangnya tidak lebih 1,5 meter dan umpanya cacing tanah. Selain itu, ember yang diisi air tempat ikan apabila terkena mata kailnya. Desy mulai memancing

Menengok SDN 1 Hanjalipan yang memprihatinkan

Gambar
Plafon banyak yang rusak, 1 kelas tanpa dinding Sejak berdiri sekitar tahun 80-an SDN 1 Hanjalipan Desa Hanjalipan Kecamatan Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) sepertinya sekolah ini tidak tersentuh rehabilitas dan kurang diperhatikan. HIngga kondisi fisiknya kini cukup memprihatinkan. Apa saja yang memprihatinkan itu? Berikut ulasan singkat wartawan Radar Sampit ketika bertandang ke Desa Hanjalipan. Selasa (12/7) tadi. ARIFIN, Hanjalipan Untuk menuju kelokasi sekolah harus melewati jembatan panjangnya sekitar 200 meter. Jembatan itu dibangun untuk mengantisipasi apabila terjadi banjir mengingat desa tersebut rawan banjir sehingga wajar saja seluruh rumah warga rumahnya tinggi-tinggi. Jembatan untuk menuju SDN 1 Hanjalipan juga memprihatinkan sehingga harus ekstra hati-hati apabila melewati jembatan tersebut. Kondisinya lumayan parah karena papan-papannya sebagian sudah ada lapuk dimakan usia bahkan sering terkena terik matahari. Sebagian papan jembatan dipasang kayu merant

Tiga guru asal Saranau bawa nama Kotim

Gambar
SAMPIT – Sebanyak 3 guru asal Kecamatan Saranau Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) diutus mengikuti lomba pelatihan kompetensi guru SD/MI terpencil ditingkat Provinsi Kalteng. Mereka itu tergabung dalam beberapa guru lainnya untuk membawa nama Kotim dimulai 28 Juni hingga 2 Juli mendatang. Kepala UPTD Dikpora Kecamatan Saranau, Hamidansyah, SH mengatakan, persiapan ketiga guru asal Kecamatan Saranau ini sudah semaksimal untuk mengikuti lomba tersebut ditingkat Provinsi Kalteng. “Mengenai persiapan saya nilai sudah matang. Mereka siap bergabung dengan guru lainnya untuk membawa nama harum Kotim ketingkat Provinsi,” ungkapnya kepada Radar Sampit kemarin (27/6). Yang dimaksud dengan persiapan, lanjutnya, ketiga guru tersebut telah menyiapkan kelengkapan-kelengkapan terutama kelengkapan pembelajaran misalnya, membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), silabus hingga kelengkapan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan lomba tersebut. “Untuk Kotim sesuai dengan diskusi, sepakat menga

Tegaskan Dana BOS Hanya Untuk Operasional Sekolah

Gambar
SAMPIT – Manager Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Marjuki menegaskan, dana BOS hanya diperuntukan untuk operasional sekolah bukan untuk keperluan siswa seperti yang melekat ditubuh anak yakni, seragam sekolah, sepatu, bahkan ikat pinggang. Dia mengatakan, sejauh ini pihaknya telah menyosialisasikan tentang 12 penggunaan dana BOS tersebut melalui spanduk-spanduk, stiker yang semua diletakan ditempat-tempat umum dengan tujuan agar masyarakat luas mengetahui sejauhmana tentang bagaimana mekanisme penggunaan dana bantuan tersebut. “Terkait pada saat penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun pelajaran 2011/2012 ini tidak ada pungutan. Apabila ada pungutan itu tidak dibenarkan,” ungkap Marjuki kepada Radar Sampit diruang kerjanya kemarin (23/6). Meskipun sudah dibantu dengan dana BOS pusat dan dana sharing daerah, lanjutnya, tidak semua dapat dibiayai dengan dana tersebut. Untuk itu, peran masyarakat juga diharapkan untuk ikut serta berpartisipasi. “W

Acara perpisahan SDN 10 MB Hulu Kecamatan MB Ketapang

Gambar
Tidak gampang mendidik selama 6 tahun Sebanyak 56 murid dilepas dalam kegiatan perpisahan dan sekaligus pelepasan murid kelas VI SDN 10 MB Hulu Kecamatan MB Ketapang yang dipusatkan di CFC. Apa saja pesan dan yang ada diacara tersebut? ARIFIN, Sampit Sesuai dengan hasil rapat antara dewan guru dan kepala SDN 10 MB Ketapang bahwa perpisahan dan sekaligus pelepasan murid kelas VI akan dipusatkan di CFC. Selain itu, juga diselipkan pembagian hasil kelulusan dimana dalam acara rutin tahunan itu dihadiri Kepala UPTD Dikpora Kecamatan MB Ketapang, orangtua wali murid dan tamu undangan. Banyak kegiatan yang ditampilkan dalam acara tersebut diantaranya, tarian modern, tarian daerah, bercerita hingga puisitasi yang semuanya dibawakan oleh murid SDN 10 MB Hulu. Disamping itu, ada juga pemberian hadiah dari para murid kepada kepala sekolah dan kepala UPTD Dikpora Kecamatan MB Ketapang sebagai tanda terimakasih mereka yang telah membina dan mendidik serta membimbing selama 6 tahun disekolah. Selai

TIga siswa SMPN 4 Sampit melaju ke O2SN Nasional

Gambar
SAMPIT – Ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi SMPN 4 Sampit dan khususnya Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) yakni, 3 siswa sekolah tersebut mampu melaju ketingkat Nasioanal untuk mengikuti lomba olimpiade olahraga siswa nasional (O2SN) mulai 3 Juli mendatang di Surabaya. Ketiga siswa tersebut mengikuti cabang lomba senam artistic putra atasnama Fellis Perdana dan senam artistic putri, Maisuraih. Untuk cabang olah raga atletik lari 60 meter dan tolak peluru putra atasnama Bahroni. Pelatih senam artistic, Sairoh mengatakan, hingga kini pihak telah mempersiapkan diri anak didiknya dengan cara latihan rutin seminggu maksimal 5 kali tiap sore dihalaman sekolah. “Kalau sebelumnya pada saat ekstrakurikuler maksimal latihannya 2 kali dalam 1 minggu. Nah, sekarang secara kontinyu maksimal 5 kali latihan,” ungkapnya kepada Radar Sampit kemarin (17/6). Latihan rutin ini untuk lebih mematangkan dalam persiapan mengikuti O2SN tingkat Nasional yang diadakan di Surabaya. Meskipun, dengan

UPTD Dikpora sosialisasikan EDS/M

Gambar
SAMPIT – Sebanyak 23 Kepala Sekolah yang tergabung dalam Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS) SD dan 7 pengawas TK/SD Kecamatan Baamang mengikuti sosialisasi tentang Evaluasi Diri Sekolah/Madrasyah (EDS/M) yang disampaikan oleh Kepala UPTD Dikpora Kecamatan Baamang, Suriansyah Indar bertempat di SDN 6 Baamang Tengah. Sebagai penyampai materi, dia menguraikan tentang 8 standar yang harus dipenuhi oleh masing-masing sekolah. Delapan standar itu meliputi, standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan. Kepala UPTD Dikpora Kecamatan Baamang, Suriansyah Indah memaparkan, semua hasil EDS/M yang telah diisi oleh masing-masing kepala sekolah akan dikembalikan ke UPTD Dikpora Kecamatan Baamang. “Masing-masing sekolah mengisi blanko instrument tentang 8 standar dan sesuaikan dengan sekolahnya misalnya, apakah sekolah tersebut telah memiliki ku

Bukit Santuai Kekurangan Tenaga Guru

Gambar
Para tenaga pendidik saat memperingati HUT PGRI dan HGN di halaman Pemkab Kotim .  SAMPIT – Kecamatan Bukit Santuai sejak dimekarkan hingga sekarang kurang perhatian dari pemerintah daerah terutama mengenai tenaga pendidik untuk tingkat sekolah dasar. Hal itu diakui Kepala UPTD Dikpora Kecamatan Santuai, H Supardie ketika bertandang ke Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). “Ya, betul bahwa diwilayah kami kekurangan tenaga pendidik terutama berstatuskan Pegawai Negeri Sipil,” ungkap Supardie kepada Radar Sampit, kemarin (6/6). Mantan Kepala Seksi Pendidikan menengah dan perguruan tinggi (Dikmenti) pada Disdikpora Kotim ini merincikan, untuk SDN Tumbang Sapia jumlah guru yang mengajar sekaligus merangkap Kepala Sekolah hanya 2 orang, SDN Tumbang Getas 2 orang, SDN Lunuk Bagantung 3 orang dan SDN Tumbang Saluwang hanya 1 orang. “Semuanya itu guru kontrak dan honorer menggunakan dana Bantuan Operasional (BOS),” sebut Supardie. Yang lebih

SMPN 9 Sampit sabet 3 juara

Gambar
Ada 3 lomba yang digelar sejak Mei hingga Juni yakni lomba cerdas cermat teknologi informasi dan komunikasi (TIK) pada saat HUT SMKN 1 Sampit ke 43 dan lomba cipta baca puisi yang diselenggarakan perpustakaan daerah. Semua khusus jenjang SMP/MTs tingkat Kabupaten. ARIFIN, Sampit Tahun ini, SMPN 9 Sampit meraih beragam prestasi membanggakan yang disumbangkan oleh anak didiknya. Tidak sia-sia dewan guru melakukan pembinaan dan pembimbing selama ini agar siswanya mampu memberikan yang terbaik bagi sekolah tempat mereka menuntut ilmu pengetahuan. Keberhasilan itu merupakan kesuksesan bagi pihak sekolah yakni mampu mencetak anak yang berprestasi. Sebagai tanda terimakasih pihak sekolah, kemarin (6/6) dihalaman sekolah secara simbolis bagi pemenang menerima piala yang langsung diserahkan oleh Kepala SMPN 9 Sampit disaksikan seluruh siswa dan dewan guru. Sebelumnya, Kepala SMPN 9 Sampit H Mahmud, SPd memberikan amanatnya yakni, agar prestasi ini menjadi motivasi kepada siswa lainnya untuk men

Siswa SMK Diajari Tata Cara Manasik Haji

Gambar
SAMPIT – Setelah sempat vakum sekitar 4 tahun, SMKN 1 Sampit kembali menjalankan program sekolah salah satunya manasik haji. Nah, kegiatan tahunan itu digelar dengan tujuan siswa bukan hanya mengetahui tentang teori melainkan langsung mempraktikkannya dilapangan. Dipandu Kasi urusan Haji dan Umroh pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Muhdlofar. Para murid khusus kelas X semester 2 semua jurusan itu mengikuti praktik manasik haji yang dipusatkan dihalaman SMKN 1 Sampit. Muhdlofar mengaku bangga dengan adanya upaya sekolah melalui program kurikulum untuk mengenalkan bagaimana tata cara manasik haji yang sebenarnya. Mengingat, para siswa tersebut sudah mengetahui secara teori sedangkan praktik masih belum diketahui. “Nah, dengan adanya praktik langsung tentang tata cara manasik haji siswa bisa mengetahui dengan jelas misalnya tentang, tawab umrah, ihram, sa’i, tahallul dan tertib,” ungkapnya usai kegiatan kemarin (3/6). Dia memaparkan, tentang tawaf umrah