Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2012

SMP 1 Cempaga Pusat Internet

Gambar
SAMPIT – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mencanangkan SMP 1 Cempaga Kecamatan Cempaga untuk dijadikan pusat internet. Tujuannya untuk memberikan pembekalan kepada siswa untuk mengetahui tentang teknologi sesuai dengan kurikulum.   Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kotim Agus Suryo Wahyudi mengatakan, pencanangan itu dikarenakan SMPN 1 Cempaga ini merupakan satu-satunya sekolah yang berada di ibukota kecamatan dengan jumlah rombongan belajar (rombel) dan ruang kelasnya yang cukup banyak. “Dengan adanya internet nantinya akan membantu guru-guru dalam proses belajar mengajar. Misalnya, memberikan tugas melalui situs sekolah yang telah dirancang dan dibuat oleh sekolah,” ungkapnya kemarin (15/2). Meskipun ada rencana menjadikan SMPN 1 Cempaga sebagai tempat pusat internet, mantan Kabid Dikdas ini tidak mau menjanjikan bisa terealisasi dalam waktu dekat mengingat sebelumnya harus dilakukan uji kelayakan. “Untuk s

Sekolah Swasta Harus Mampu Bersaing

Gambar
Salah satu sekolah di Kota Bandung, Jawa Barat melarang siswanya membawa handphone saat proses belajar mangajar.  BANDUNG – Keberadan sekolah swasta (baca: SD, SMP dan SMA/SMK) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) masih kalah pamor dengan sekolah negeri. Ini bisa terlihat saat penerimaan peserta didik baru (PPDB), dimana sekolah swasta masih dianggap sebagai alternatif terakhir. Sementera sekolah negeri menjadi banyak buruan calon siswa.  Agar sekolah swasta mampu bersaing dengan sekolah negeri Dewan Pendidikan (DP) Kotim memiliki strategi khusus. Salah satunya memaksimalkan sekolah swasta untuk menonjolkan kemampuan yang dimilikinya.  “Kenapa itu harus dilakukan? Dari hasil studi banding kita di Bandung, sekolah swasta semuanya melakukan hal itu. Nah, kenapa di Kotim tidak kita terapkan seperti itu juga?”kata Ketua Dewan Pendidikan Kotim Heriansyah.  Sebagai langkah awal perlu dilakukan workshop dan seminar dengan mengundang seluruh sekolah swasta termasuk juga komite sekolah. Ini

Dorong Tonjolkan Keunggulan

ARIFIN/RADAR SAMPIT DISIMPAN : Salah satu sekolah di Kota Bandung, Jawa Barat melarang siswanya membawa handphone saat proses belajar mangajar. Sekolah Swasta Agar Mampu Bersaing SAMPIT – Keberadan sekolah swasta (baca: SD, SMP dan SMA/SMK) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) masih kalah pamor dengan sekolah negeri. Ini bisa terlihat saat penerimaan peserta didik baru (PPDB), dimana sekolah swasta masih dianggap sebagai alternatif terakhir. Sementera sekolah negeri menjadi banyak buruan calon siswa. Agar sekolah swasta mampu bersaing dengan sekolah negeri Dewan Pendidikan (DP) Kotim memiliki strategi khusus. Salah satunya memaksimalkan sekolah swasta untuk menonjolkan kemampuan yang dimilikinya. “Kenapa itu harus dilakukan? Dari hasil studi banding kita di Bandung, sekolah swasta semuanya melakukan hal itu. Nah, kenapa di Kotim tidak kita terapkan seperti itu juga?”kata Ketua Dewan Pendidikan Kotim Heriansyah. Sebagai langkah awal perlu dilakukan workshop dan seminar dengan mengun

komite sekolah

Gambar
ARIFIN/RADAR SAMPIT KUNJUNGAN KERJA : Rombongan DP Kotim, Komisi I DPRD Kotim bersama DP Kabupaten Bandung. Tidak Lagi Didominasi Kaum Pria SAMPIT – Terinspirasi dari hasil studi banding ke Dewan Pendidikan (DP) Kota Bandung dan Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat bahwa ketua Komite Sekolah didominasi kaum perempuan membuat DP Kotim berupaya untuk mengikuti jejaknya. Studi banding itu dilakukan bukan hanya DP Kotim tapi juga Komisi I DPRD Kotim, 8-12 Februari lalu. Ketua DP Kotim H Heriansyah mengatakan seorang perempuan yang menjabat sebagai ketua komite sekolah bukanlah hal tabu di Bandung, justru itu dinilai lebih efektif dibandingkan laki-laki. “Menjadi ketua komite sekolah dikalangan perempuan sudah hal biasa di Bandung ini. Dan ini merupakan persamaan gender artinya tidak membedakan siapa saja berhak untuk menjabat sebagai ketua," ungkapnya. Dia menambahkan, dan ini bisa diterapkan di Kabupaten Kotim mengingat dengan diberlakukannya persamaan gender membuka kesempatan da

mahasiswa bandung minta asrama

Gambar
MINTA PERHATIAN : Mahasiswa asal Kotim yang menempuh pendidikan di Kota Bandung, Jawa Barat. Curhat Mahasiswa Kotim di Bandung Kepada Anggota DPRD Kotim Tuntut Keadilan Pemerintah, Minta Dibangunkan Asrama Dibanding daerah lain di Pulau Jawa, mahasiswa asal Kabupaten Kotawaringin yang menempuh pendidikan di Kota Bandung, Jawa Barat masih dianggap sebelah mata. Fasilitas berupa asrama yang dibangun Pemkab Kotim seperti di Jogjakarta, Malang, Banjarmasin, justru tidak ditemukan di Kota Bandung. ARIFIN, Bandung HINGGA saat mahasiswa asal Kabupaten Kotawaringin (Kotim) yang menuntut pendidikan di Kota Bandung, Jawa Barat mengeluhkan tidak adanya asrama untuk tempat tinggal mereka. Alternatif lain terpaksa ngekost dengan biaya yang cukup tinggi. Ketidaktersediaannya asrama khusus untuk mahasiswa asal Kotim ini berdampak pada pemetaan jumlah jumlah mahasiswa asal Kotim di kota kembang ini. Karenanya, mereka berharap Pemkab Kotim bisa berlaku adil dengan membangunkan asrama bagi mahasiswa K

studi banding DPRD dan DP Kotim

Gambar
ARIFIN/RADAR SAMPIT Kunjungan Komisi I DPRD Kotim dan Dewan Pendidikan Kotim ke SMA 8 Kota Bandung. Catatan Studi Banding Komisi I dan Dewan Pendidikan Kotim ke Bandung Berdayakan Peran Kominte Sekolah untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan Rangkaian studi banding Komisi I DPRD Kotim dan Dewan Pendidikan (DP) Kotim ke Dewan Pendidikan Kota Bandung, Jawa Barat berakhir. Kegiatan yang dilaksanakan sejak 8-12 Februari menghasilkan beberapa rekomendasi yang nantinya bisa diterapkan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). ARIFIN, Kota Bandung ROMBONGAN asal Kotim yang melakukan studi banding terdiri dari Ketua Komisi I DPRD Kotim Marwan, Sekretaris Komisi I Sa’ban H Mansyur, Ketua Dewan Pendidikan Kotim H Heriyansyah dan sekretarisnya Fahrudin Idris. Dalam kunjungan tersebut mereka disambut Ketua Dewan Pendidikan Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat Hj Kusmeni S Hartadi beserta jajarannya. Hasil studi banding yang dilakukan melahirkan beberapa poin utama yang bisa diimplementasikan di Kabupaten K

Maksimalkan Donatur Daerah

Gambar
ARIFIN/RADAR SAMPIT FOTO BERSAMA : Komisi I DPRD Kotim bidang pendidikan dan dewan pendidikan Kotim foto bersama dengan dewan pendidikan kota bandung Jawa Barat Bangun Dunia Pendidikan di Daerah BANDUNG – Membangun dunia pendidikan bukan menjadi tanggung jawab pemerintah sepenuhnya. Tapi juga perlu melibatkan pihak ketiga dalam hal ini para donatur. Apalagi tidak semua pendidikan bisa didanai menggunakan dana bantuan operasional sekolah (BOS) pusat maupun daerah. “Disinilah peran serta pihak ketiga. Misalnya untuk memperbaiki plafon sekolah yang rusak,” kata Kepala Dewan Pendidikan Kota Bandung, Jawa Barat Hj Kusmeni dihadapan rombongan asal Kotim yang terdiri dari Ketua Komisi I DPRD Kotim Marwan dan sektretarisnya Sa’ban H Mansyur, Ketua Dewan Pendidikan Kotim H Heriansyah dan Sekretarisnya Fahrudin Idris, Rabu lalu (8/2). Dalam kunjungan tersebut DPRD Kotim dan Dewan Pendidikan Kotim juga melakukan kunjungan ke beberapa sekolah di Kota Bandung. Hj Kusmeni menyebutkan donatur daerah