Ruang Kelas Terbatas


JEPRETAN : ARIFIN/RADAR SAMPIT
MEMPRIHATINKAN : Lantaran kekurangan kelas murid SDN 7 Ketapang belajar di rumah warga.

Pinjam Rumah Warga untuk proses belajar mengajar

SAMPIT – Sorotan terhadap kurangnya sarana pendidikan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), seakan tak ada habisnya. Parahnya, kondisi memprihatinkan itu tidak hanya ditemukan di sekolah-sekolah di pelosok, tetapi juga di kawasan kota Sampit.
Kali ini giliran kondisi SDN 7 Ketapang Kelurahan Pasir Putih Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. Karena keterbatasan ruang kelas, sebagian siswa setempat terpaksa belajar di sebuah rumah yang kondisinya memprihatinkan. Itu pun, penggunaan rumah tersebut atas kemurahan hati sang pemilik rumah yang merasa peduli terhadap kondisi sekolah tersebut.
Kondisi ini sudah berlangsung lama sekitar dua tahun mengingat SDN 7 Ketapang lokasinya berada di area perumahan, tepatnya di perumahan Sawit Raya Jalan Jenderal Sudirman Km 6 arah Sampit-Pangkalan Bun. Jumlah seluruh siswa di sekolah itu 171 orang mulai kelas I hingga kelas V.
Yang memprihatinkan, siswa kelas IV terpaksa belajar dengan menggunakan rumah warga yang berada di belakang sekolah sebagai ruang kelas. Kondisi ruangannya sangat memprihatinkan, dimana plafon sudah terkoyak bahkan nyaris lepas. Saat hujan turun, siswa harus waspada karena atap bocor sehingga air hujan akan mengenai mereka. “Iya, kalau hujan, airnya merembet masuk. Ruangannya tidak ada pintu dan jendela,” ungkap Kepala SDN 7 Ketapang, Akhmad Basuki kepada Radar Sampit, kemarin (26/10).
Basuki mengaku, pihaknya sudah berupaya semaksimal mungkin agar mendapatkan bantuan tambahan ruangan kelas baru mengingat animo masyarakat begitu tinggi. “Usulan sudah kami sampaikan melalui Dinas Pendidikan Kabupaten, pihak kecamatan hingga kelurahan, akan tetapi, belum ada respons. Mengenai tempat untuk penambahan ruang kelas baru, sekolah ini masih ada memiliki lahan tepatnya berada di samping sekolah,” jelasnya.
Jumlah bangunan yang ada sebanyak 4 ruang dengan rincian 3 ruang untuk belajar dan 1 ruang untuk dewan guru. Karena keterbatasan ruang belajar, akhirnya pihak sekolah menggunakan rumah warga yang ada di belakang sekolah sebagai ruang kelas untuk kelas IV. Disamping itu, untuk kelas II dijadwalkan masuk siang. “Ruang terbatas, murid kelas II kami jadwalkan masuk siang setelah pulang murid kelas satu. Inipun kesepakatan wali murid mengingat sekolah ini keterbatasan ruang belajar,” ujar Basuki.
Sementara itu, salah satu orangtua murid, Susanto menambahkan, dia juga merasa prihatin atas kondisi yang dialami murid SDN 7 Ketapang. Selain ruang belajarnya bocor, juga banyak nyamuknya. “Tidak ada pintu, tidak ada jendela, plafonnya rusak bahkan banyak nyamuknya,” katanya.
Dia menambahkan, semestinya ini menjadi renungan mengapa sudah dua tahun ini belum ada solusi, padahal dana anggaran untuk menambah gedung kelas baru bisa saja diadakan. “Coba kita bayangkan, apabila murid kelas IV itu naik ke kelas V sedangkan belum ada tambahan ruang kelas baru. Maka, secara otomatis murid lainnya akan ikut merasakan ketidaknyamanan belajar di dalam rumah yang bocor dan banyak nyamuknya itu,” tutupnya. (arifin)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Lebih Dekat TK Negeri Pembina Sampit

Bupati Kotim Lantik Lurah Baamang Barat dan Tanah Mas

Cerita Sehari di Kecamatan Antang Kalang