Ruang Kelas Dibuat Bersekat
ARIFIN/RADAR SAMPIT
TERGANGGU : Siswa Kelas IV dan V SDN 2 Luwuk Kama Desa Jemaras, Kecamatan Cempaga cukup terganggu karena belajar di satu ruang yang sama dengan hanya dibatasi sekat.
Satu Ruang Untuk Dua Kelas
SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim)masih harus terus meningkatkan sarana dan prasaranan pendidikan di daerah ini. Mengingat, masih banyak siswa yang harus belajar di sekolah yang kondisinya tidak nyaman karena berbagai keterbatasan.
Seperti di SDN 2 Luwuk Kama Desa Jemaras Kecamatan Cempaga, keterbatasan ruang kelas membuat pihak sekolah mengambil kebijakan menggabungkan sejumlah kelas saat belajar. Siswa kelas IV dan V harus belajar di satu ruang yang sama hanya dengan dibatasi sekat di bagian tengah ruangan.
Hal itu dilakukan karena ruang yang ada tidak mencukupi. Selain membuat sekat, sekolah yang posisinya berada dipinggir jalan poros Sampit-Palangka Raya ini juga memberlakukan jadwal masuk kelas pagi dan siang, terutama untuk kelas II.
Kepala SDN 2 Luwuk Kama, Amrul Hadi mengatakan, kondisi ini terjadi 2009 lalu setelah dibangun gedung baru menggantikan gedung lama yang berkonstruksi kayu. “Sudah ada sejak tahun 2009, siswa selalu belajarnya disekat seperti ini,” ungkapnya seraya menunjukan ruang kelas yang bersekat kepada Radar Sampit, kemarin (21/10).
Mengenai meja kursi di sekolah itu, menurutnya, semua lengkap. Hanya saja yang dikeluhkan oleh pihak sekolah adalah kekurangan gedung kelas sehingga terpaksa membagi satu ruang belajar untuk digunakan dua kelas. “Murid, orangtua wali murid hingga guru juga mengeluh, lantaran tidak ada solusi terpaksa kami menyekat satu ruang belajar itu untuk dua kelas,” jelas Amrul Hadi.
Gara-gara satu ruang kelas dan jadwal kelas ada yang masuk siang, lanjutnya, banyak orangtua wali murid terpaksa memindahkan anaknya ke sekolah lain sehingga jumlah murid yang dulu banyak perlahan-lahan berkurang. “Sekarang jumlah murid hanya 68 orang, sebelumnya hampir 100 orang,” ujarnya.
Sementara itu, guru kelas IV Miharni menyatakan, dirinya cukup kesulitan untuk mengajar di dalam ruangan bersekat karena harus bergantian dengan guru di sebelah sekat, saat menjelaskan pelajaran kepada anak didiknya. “Terpaksa gantian menjelaskan karena di sebelahnya juga ada murid yang sedang belajar,” katanya.
Apa yang diungkapakn Miharni dibenarkan Rif’atul Uyun, dia juga mengaku kesulitan dan harus bergantian ketika menjelaskan pelajaran didepan kelas. “Waktu menjelaskan mau tidak mau harus ada yang mengalah. Ini sudah dijalani sejak tahun 2008 yang lalu,” ucap guru Agama Islam ini.(arifin)
Komentar
Posting Komentar