Dewan Pendidikan Kunjungan ke Kota Malang (1)

Ketua DP Kotim Heriansyah dan sekretarisnya Fahruddin Idris bersama mahasiswa Kotim di Kota Malang. 


Kunjungan Singkat Ketua DP ke Asrama Mahasiswa Kotim di Malang (bagian-1) 

Dipesani Jaga Kebersihan dan Buat Program Aksi Sosial Asrama mahasiswa dan pelajar Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) di Kota Malang, Jawa Timur berada di jalur strategis. Bangunan yang dihuni 18 mahasiswa asal Kotim ini berada di tepi jalan Mayjen Panjaitan No 14 Malang. 

ARIFIN, Malang

SIANG itu saat matahari tepat berada di atas kepala suasana asrama mahasiswa Kotim di Kota Malang tampak sepi. Hanya ada dua buah kendaraan roda dua yang terparkir di teras rumah. Halaman rumah juga terlihat kotor, bahkan penutup selokan sudah ada yang pecah. 

Untuk masuk ke dalam perlu ekstra hari, jika tak ingin kendaraan roda dua yang anda tumpangi terperosok ke dalam parit kecil. Bersama Ketua Dewan Pendidikn (DP) Kotim H Heriansyah dan didampingi sekretarisnya Fahruddin Idris, 

kunjungan singkat ke asrama mahasiswa Kotim di Malang dilakukan. Sebelumnya tak ada yang tahu rencana kedatangan DP Kotim. Jumlah kamar di asrama ini sebanyak 16 buah dan para penghuninya ada 18 orang. 

Selain kamar khusus mahasiswa juga tersedia kamar buat tamu dan ada juga ruang pertemuan. Kedatangan dadakan Ketua DP Kotim ini dimanfaatkan penghuni asrama untuk menyampaikan curahan hati (curhat). 

Kepada Ketua DP Kotim, para mahasiswa tak sungkan untuk menyampaikan aspirasi. Ini, kata mahasiswa berbeda saat ada kunjungan rombongan pejabat. Mereka tampak segan untuk menyampaikan uneg-unegnya. 

Ketua DP Kotim H Heriansyah berpesan mahasiswa Kotim di Malang agar membuat program aksi kemasyarakatan misalnya bakti sosial. Tujuannya untuk mengenalkan kepada masyarakat Malang bahwa di Malang ada mahasiswa Kotim yang menempuh pendidikan disana. 

“Supaya keberadaan mahasiswa Kotim ini diketahui dimasyarakat lakukan aksi sosial seperti bakti sosial atau adakan gotong royong agar bisa berbaur dengan warga sekitar,” ujarnya. 

Selain berpesan untuk membuat program, Heri sapaan akrabnya juga meminta agar mahasiswa jaga kerukunan antar mahasiswa disamping itu, dia juga meminta untuk menjaga kebersihan asrama. 

“Saya lihat kebersihan asrama masih kurang walaupun sudah ada dafftar piket kebersihan. Tapi saya yakin itu tidak jalan hanya sebatas untuk pajangan,” ujarnya. 

Setelah melakukan perbincangan dan sekaligus sharing atau berbagi keluh kesah akhirnya kami pamitan meninggalkan asrama untuk menuju kerumah untuk istirahat.

“Yang jelas, semua keluhan mahasiswa yang telah disampaikan akan saya laporkan ke Bupati Kotim untuk diketahui tentang keluhan yang dirasakan oleh mahasiswa kita yang ada di Malang ini,” pungkasnya. (***)

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Lebih Dekat TK Negeri Pembina Sampit

Gambar
SAMPIT – Suasana di TK Negeri Pembina Sampit yang beralamat di Jalan A Yani tidak ada bedanya dengan hari biasa. Para anak-anak tetap menjalankan rutinitasnya yakni belajar sambil bermain. Sedangkan orangtua dengan sabarnya menunggu diluar pagar seraya ngerumpi sambil menunggu anaknya pulang sekolah. Didalam ruang belajar baik TKa dan TKb, tersusun rapi meja dan bangku ukuran sedang sesuai dengan tinggi badan anak. Didinding beton yang bercat putih ditempelkan beragam alat bermain dan gambar-gambar menarik misalnya angka, gambar binatang bahkan hasil kreasi murid. Semua terlihat rapi. Ditengah-tengah para murid duduklah seorang guru, dia sedang mengajari anak didiknya bernyanyi meskipun terkadang-kadang ada anak yang kurang konsentrasi karena teman duduk didekatnya mengajak untuk bercanda. Maklum, TK merupakan sekolah belajar sambil bermain. TK Negeri Pembina Sampit berdiri sejak tahun 1995 ini telah memiliki berbagai fasilitas bermain seperti, ayunan, luncuran, apollo, junggitan, pa...
Baca Lagi»

Ahli mesin kerjanya cuma tukang sapu stadion

Gambar
SAMPIT – Meskipun memiliki keahlian mekanik bukan berarti harus kerja sebagai bongkar pasang mesin. Bisa juga sebagai tukang sapu halaman stadion 29 Nevember. Itulah yang diadalami Suwardi, pria berusia 52 tahun ini sejak tahun 1996 sudah ubah profesi yang dulunya sebagai mekanik dan sopir truk kini dirinya hanya sebagai tukang sapu. Pria yang dikarunia 4 anak ini menuturkan, kerja sebagai tukang sapu ini ditekuninya sejak tahun 1996 mulai gaji Rp125 ribu perbulan hingga sekarang sesuai dengan Upah Maksimum Kabupaten (UMK) 2010. Mengenai tamatan, pria ini Sekolah Teknik Mesin (STM) Tulung Agung jurusan Mesin Diesel. Dia bekerja tidak kenal lelah meskipun usianya semakin tua demi menghidupi istri dan 4 anak tercinta. Tiap pukul 05.30 dini hari sudah berada dilokasi untuk membersihkan halaman dan jalanan yang terdapat sampah berserakan. Kadang-kadang keringatnya membasahi tubuh namun itu tidak pernah dihiraukannya. Jarak menuju lokasi lumayan jauh sekitar 2,5 kilometer dan itupun tidak m...
Baca Lagi»

Wow.. seru, anak TK Cita Bunda dikenalkan proses mencetak koran

Gambar
SAMPIT – Sesuai jadual TK Cita Bunda Sampit kembali mengadakan kunjungannya yang terakhir ke kantor Radar Sampit. Kali ini, anak usia dini sekitar 22 orang itu bukan hanya dikenalkan bagaimana sistem kerja keredaksian melainkan juga dikenalkan proses pencetakan koran yang menggunakan mesin buatan Australia tersebut. Dipandu Redaktur Radar Sampit Heru Prayitno, para anak TK B3 itu diajak untuk melihat langsung proses bagaimana tata letak gambar dan editing berita tentunya dengan bahasa yang mudah dipahami anak seusia mereka. Yang membuat anak-anak itu heran ketika melihat gambar dilayar desktop bahwa antara gambar dilayar monitor komputer itu kecil akan tetapi pada saat dicetak gambarnya menjadi besar. “Om, kenapa gambarnya disini (didesktop-red) itu kecil, tapi disitu (dikoran) kok gede,” tanya salah satu murid. Sontak saja, Redaktur rublik Hukum dan Kriminal itu melontarkan senyum sebelum menjawab pertanyaan anak yang masih lugu itu. “Iya, ini pada saat sebelum dicetak harus dilakukan...
Baca Lagi»