kondisi SDN 5 Bapinang Hilir Laut pertama
Bagian pertama
Melihat kondisi SDN 5 Bapinang Hilir Laut
Hanya punya 2 lokal, belajarnya dibatasi dinding
Satu lagi kondisi sekolah dasar yang cukup memprihatinkan terlihat diwajah Bumi Habaring Hurung tercinta ini. SDN 5 Bapinang Hilir Laut Kecamatan Pulau Hanaut sejak berdiri tahun 1980-an hingga sekarang belum tersentuh rehabilitasi.
Bagaimana kondisi sebenarnya.
Berikut catatan wartawan koran ini ketika bertandang ke Desa Kelampan Kecil.
ARIFIN, Sampit
Pagi itu (15/8), suasana di SDN 5 Bapinang Hilir Laut terlihat rami dengan murid yang mengenakan seragam putih merah sedang bermain diteras sekolah. Mereka lakukan itu sambil menunggu guru yang akan memberikan pelajaran pada saat itu tiba disekolah. Dengan sabarnya mereka menanti kehadiran sosok guru untuk membina dan membimbing mereka agar kelak menjadi orang yang berguna bagi bangsa negara dan agama.
Selang beberapa menit apa yang diharapkan oleh para murid itu tadi, dari kejauhan terlihat bayangan seorang lelaki mengenakan pakaian PNS. Dia itu adalah guru kelas 2 SDN 5 Bapinang Hilir Laut. Supian Sahuri namanya. Dia hanya naik sepeda ontel menuju sekolah dan siap untuk mentransperkan ilmu pengetahuannya kepada anak didiknya.
Para murid yang sedari tadi sedang menunggu kehadiran para gurunya setelah melihat Supian Sahuri secara teratur mulai memasuki kelasnya masing-masing. “Anak-anak, kalian masuk kekelasnya masing-masing,” ucap Sahuri menyerukan kepada seluruh anak didiknya yang berada diteras maupun dihalaman sekolah.
Menengok kedalam ruang kelas yang hanya terdiri 2 lokal, ternyata murid kelas I, II dan III tempat belajar mereka dibuat bersekat (dibatasi dinding) bahkan untuk murid kelas IV hingga VI juga menerima nasib yang sama. “Jumlah murid kami sedikit sehingga terpaksa dibuat seperti ini (disekat-sekat-Red),” tuturnya.
Nah, bagaimana dengan proses belajar mengajar? Sahuri menjelaskan, antara guru satu dengan yang lainnya harus bergantian dalam memaparkan materi pelajaran didepan kelas agar supaya tidak terdengar ribut. “Mereka saling mengerti ketika akan mengajar dan bergantian. Itu sudah kami jalani sejak lama tidak ada perubahan hingga sekarang,” ujar Sahuri.
Disamping itu, lanjutnya, jumlah guru yang mengajar di SDN 5 Bapinang Hilir Laut Kecamatan Pulau Hanaut hingga saat ini sangat terbatas dan membutuhkan guru mata pelajaran. “Jumlah gurunya hanya 5 orang termasuk Kepala Sekolah. Jadi, satu guru mengajar 2-3 mata pelajaran mengingat jumlah gurunya sangat sedikit,” paparnya.
Dia menambahkan, meskipun jumlah tenaga pendidik disekolah ini terbatas, pihak tetap merasa bangga pasalnya, tujuan utama sebagai guru salah satunya ada mengajarkan anak didiknya agar bisa membaca, menulis dan berhitung serta pandai menggunakan bahasa indonesia. “Walaupun kami tidak sepenuhnya mengajari anak didik karena keterbatasan jumlah tenaga guru. Tapi kami tetap bangga karena telah memberikan pengetahuan tentang bagaimana cara membaca, menulis dan berhitung. Dan Alhamdulillah, di sekolah ini rata-rata sudah lancar,” tutupnya. (****)
Komentar
Posting Komentar