Postingan

DPC KWRI Kotim dibentuk

SAMPIT – Salah satu organisasi kewartawanan yaitu Komite Wartawan Repormasi Indonesia (KWRI) Dewan Pimpinan Cabang Kabupaten Kotawaringin (Kotim) telah dibentuk. Rapat pembentukan kepengurusan telah dilaksanakan Kamis (30/9) malam lalu. Sekaligus menetapkan 10 orang pengurus dan anggota sesuai pengurusan organisasi untuk DPC KWRI Kabupaten Kotim. Dalam penetapan kepengurus dihadiri DPC KWRI Kabupaten Kobar. Akhmaddiannor terpilih sebagai ketua DPC KWRI Kabupaten Kotim. Dia menjelaskan, dengan pembentukan DPC KWRI Kabupaten Kotim ini sebagai wadah untuk menampung aspirasi para wartawan dan tempat untuk saling memberikan informasi. “Kedepannya, kita akan sampaikan kepengurusan ini ke Humas Pemda Kotim sebagai mitra wartawan selama ini,” ungkapnnya kemarin. Dengan terbentuknya DPC KWRI Kabupaten Kotim, pihsknya telah memiliki program jangka pendek dan kedepan akan segera dilaksanakan salah satunya diklat jurnalistik. “Untuk sementara itu kami masih melakukan pendataan setelah itu akan dil

Warga tangar hearing ke DPRD Kotim

SAMPIT – Sejumlah warga tangar mendatangi DPRD Kotim meminta difasilitasi untuk penyelesaian berbagai permasalahan lahan milik warga yang diduga telah dicaplok perusahaan sawit di Desa Tangar Kecamatan Telawang Kabupaten Kotim. Hearing yang difasilitasi DPRD Kotim ini dihadiri beberapa perwakilan perusahaan PT Kurnia Permai Sejati (KPS). Mereka menjawab semua gejolak yang ada dimasyarakat tentang tudingan lahan warga telah dicaplok mereka. Haderi salah satu warga Desa Tangar menjelaskan, pihaknya telah melakukan perundingan kepada perusahaan sawit tersebut agar lahan yang digarap milik warga itu diselesaikan dengan cara arif dan bijaksana. “Selama ini perusahaan selalu menjanjikan untuk ganti rugi lahan warga akan tetapi hanya sebuah pemprosesan dan sebatas kata. Bahkan, terkesan akan menghilangkan kepemilikan yang sah,” ungkapnya dihadapan anggota dewan yang hadir serta tamu lainnya ketika diruang rapat DPRD Kotim kemarin. Sutikno mewakili 14 Kepala Keluarga (KK) warga Tangar memapark

Kades Patai tuding camat tak profesional

SAMPIT – Kepala Desa Patai telah menuding pihak Kecamatan Cempaga Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dalam hal mengundang dirinya untuk menghadiri rapat final tapal batas desa Jumat (17/9) lalu dianggap kurang profesional. Menurut Karnadi, semestinya pihak Kecamatan mengundang dirinya bukan menggunakan sms atau melalui telepon selular melainkan harus pakai surat. “Saya diundang hanya melalui sms dan tanpa surat resmi,” katanya kepada sejumlah wartawan dikediamannya. Sabtu (18/9) lalu. Dia mengakui, sms memang sudah masuk ke nomor HP pribadinya akan tetapi dinilai agak kesiangan. “Smsnya masuk sekitar pukul 09.30 WIB sedangkan acara dimulai pukul 08.00 Wib,” ujarnya. Karena sms dinilai sudah kesiangan, akhirnya Kades tersebut tidak mau menghadiri acara tersebut. Dan bahkan menurut informasinya dia berada di Sampit saat itu. Rapat final tapal batas desa itu membahas tentang rancangan pemekaran Desa Cempaka Mulya Barat untuk manjadi 2 desa. Sedangkan yang hadir hanya 7 Kades, itupun mer

Guru banyak yang membandel

SAMPIT – Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kotawaringin Timur (kotim) menilai guru yang dipercaya untuk mengajar dan membina demi masa depan anak didik banyak yang membandel. Demikian disampaikannya dihadapan seluruh Kepala sekolah tingkat SD SeKotim dihadapan psserta diklat penguatan kompetensi kepala sekolah dan pengawas sekolah 16-19 September di Hotel Wella sampit kemarin. Karena mendapatkan informasi seperti itu, Yanero langsung meminta atau menghimbau kepada seluruh kepala sekolah maupun pengawas sekolah agar memperhatikan dan melakukan pengawasan ketat. “Banyak sms yang masuk di HP pribadi saya, isinya kebanyakan keluhan orangtua siswa tentang guru yang jarang mengajar didepan kelas,” ujarnya. Menurutnya, guru memiliki potensi besar dalam menumbuhkembangkan watak dan kepribadian anak disamping itu membekali dengan berbagai ilmu pengetahuan. Akan tetapi realitanya masih banyak yang belum paham akan tugas dan tanggungjawabnya sebagai tenaga pendidi

Panen tahunan aroma korupsi kecil-kecilan

SAMPIT – Pungutan karcis tanda masuk menuju objek wisata ujung pandaran Kecamatan Teluk Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mendapat sorotan tajam dari Ketua Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Kabupaten Kotim. Audy Valent menilai bahwa biaya retribusi diluar ketentuan itu beraroma korupsi meksipun kecil-kecilan akan tetapi panen tahunan. “Mengenai pungutan itu kalau dinilai merupakan kecil jumlahnya akan tetapi kalau dikalikan beberapa kendaraan yang masuk tentunya nilainya besar. Berapa keuntungan yang mereka raup,” ujarnya kepada Radar Sampit dikediamannya kemarin. Menurutnya, semestinya pungutan diluar ketentuan itu bukan dibebankan kepada para pengunjung karena retribusinya sudah termasuk mahal yakni Rp8 ribu perkendaraan. “Dikemanakan uang pungutan Rp2 ribu perkendaraan itu, saya harapkan agar aparat terkait mengusut tuntas masalah ini,” tegas Audy yang juga Koordinator Forum Bersama (Forbes) LSM Kabupaten Kotim ini. Audy juga mengomentari statement Kepala Dinas Perhubungan F

Warga dipimpong pemkab Kotim

Sempat adu mulut dengan staf SAMPIT - Kasus penyelewengan Anggaran Dana Desa (ADD) tahun 2008/2009 Desa Makarti Jaya Kecamatan Pulau Hanaut Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) diduga oknum kades, Sj, yang dilaporkan warganya terus bergulir. Meskipun mandek pelaporan ke pemerintah daerah karena dinilai lamban akhirnya pihaknya melanjutkan laporan ke mahkamah tertinggi dan pihak kepolisian. "Kami akan lanjutkan kasus ini ke kejaksaan tinggi negeri (kejari) Sampit dan Polres Kotim," ungkap Damiarto salah satu warga saat berada dikantor Pemda kemarin. Dia menjelaskan, sudah 1 bulan laporan yang diajukan ke Pemkab Kotim hingga saat ini sama sekali belum bisa ditindaklanjuti dengan alasan tertentu seperti, pihak warga harus membuat laporan ulang tentang permasalahan yang terjadi didesa sejak tahun 2008/2009. "Sudah 5 kali kami membuat surat laporan dengan membawa bukti yang kuat. Kami merasa aneh setiap kami menanyakan tindaklanjuti selalu saja ada alasan," keluh Damiart

Terlantar selama 4 tahun

Gudang pengeringan rotan sempat terlantar SAMPIT – Gudang tempat pengeringan rotan di Desa Cempaga Hilir Kecamatan Cempaga Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Km 32 sempat terlantar selama 4 tahun dimulai 2006-2009. Selama itu juga gudang tidak terawat karena belum bisa dioperasionalkan secara maksimal meskipun sudah dapat bantuan Departemen Perindustrian TA 2006 berupa mesin sebanyak 10 unit. Gudang yang luasnya sekitar 20x40 meter dan luas tanah sekitar satu hektar itu sejak lama berdiri belum sama sekali bisa dijalankan hingga sekarang, walaupun mesin split atau pembelah rotan Uk 6’ berukuran besar ini sudah tersedia. Kendala mendasar pada mesin ada pada pasokan listrik dan ironisnya hingga sekarangpun belum bisa dialiri listrik berkapasitas besar atau sekitar 10 Khz karena saat ini Kotim memang kekurang defisit daya. Perwakilan asal Surabaya Pariaji yang ditugaskan untuk merawat mesin dan penjaga gudang mengatakan, semenjak tiba dilokasi rumah inap maupun gudang dalam keadaan koto