Postingan

mahasiswa bandung minta asrama

Gambar
MINTA PERHATIAN : Mahasiswa asal Kotim yang menempuh pendidikan di Kota Bandung, Jawa Barat. Curhat Mahasiswa Kotim di Bandung Kepada Anggota DPRD Kotim Tuntut Keadilan Pemerintah, Minta Dibangunkan Asrama Dibanding daerah lain di Pulau Jawa, mahasiswa asal Kabupaten Kotawaringin yang menempuh pendidikan di Kota Bandung, Jawa Barat masih dianggap sebelah mata. Fasilitas berupa asrama yang dibangun Pemkab Kotim seperti di Jogjakarta, Malang, Banjarmasin, justru tidak ditemukan di Kota Bandung. ARIFIN, Bandung HINGGA saat mahasiswa asal Kabupaten Kotawaringin (Kotim) yang menuntut pendidikan di Kota Bandung, Jawa Barat mengeluhkan tidak adanya asrama untuk tempat tinggal mereka. Alternatif lain terpaksa ngekost dengan biaya yang cukup tinggi. Ketidaktersediaannya asrama khusus untuk mahasiswa asal Kotim ini berdampak pada pemetaan jumlah jumlah mahasiswa asal Kotim di kota kembang ini. Karenanya, mereka berharap Pemkab Kotim bisa berlaku adil dengan membangunkan asrama bagi mahasiswa K

studi banding DPRD dan DP Kotim

Gambar
ARIFIN/RADAR SAMPIT Kunjungan Komisi I DPRD Kotim dan Dewan Pendidikan Kotim ke SMA 8 Kota Bandung. Catatan Studi Banding Komisi I dan Dewan Pendidikan Kotim ke Bandung Berdayakan Peran Kominte Sekolah untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan Rangkaian studi banding Komisi I DPRD Kotim dan Dewan Pendidikan (DP) Kotim ke Dewan Pendidikan Kota Bandung, Jawa Barat berakhir. Kegiatan yang dilaksanakan sejak 8-12 Februari menghasilkan beberapa rekomendasi yang nantinya bisa diterapkan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). ARIFIN, Kota Bandung ROMBONGAN asal Kotim yang melakukan studi banding terdiri dari Ketua Komisi I DPRD Kotim Marwan, Sekretaris Komisi I Sa’ban H Mansyur, Ketua Dewan Pendidikan Kotim H Heriyansyah dan sekretarisnya Fahrudin Idris. Dalam kunjungan tersebut mereka disambut Ketua Dewan Pendidikan Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat Hj Kusmeni S Hartadi beserta jajarannya. Hasil studi banding yang dilakukan melahirkan beberapa poin utama yang bisa diimplementasikan di Kabupaten K

Maksimalkan Donatur Daerah

Gambar
ARIFIN/RADAR SAMPIT FOTO BERSAMA : Komisi I DPRD Kotim bidang pendidikan dan dewan pendidikan Kotim foto bersama dengan dewan pendidikan kota bandung Jawa Barat Bangun Dunia Pendidikan di Daerah BANDUNG – Membangun dunia pendidikan bukan menjadi tanggung jawab pemerintah sepenuhnya. Tapi juga perlu melibatkan pihak ketiga dalam hal ini para donatur. Apalagi tidak semua pendidikan bisa didanai menggunakan dana bantuan operasional sekolah (BOS) pusat maupun daerah. “Disinilah peran serta pihak ketiga. Misalnya untuk memperbaiki plafon sekolah yang rusak,” kata Kepala Dewan Pendidikan Kota Bandung, Jawa Barat Hj Kusmeni dihadapan rombongan asal Kotim yang terdiri dari Ketua Komisi I DPRD Kotim Marwan dan sektretarisnya Sa’ban H Mansyur, Ketua Dewan Pendidikan Kotim H Heriansyah dan Sekretarisnya Fahrudin Idris, Rabu lalu (8/2). Dalam kunjungan tersebut DPRD Kotim dan Dewan Pendidikan Kotim juga melakukan kunjungan ke beberapa sekolah di Kota Bandung. Hj Kusmeni menyebutkan donatur daerah

Cerita Sehari di Kecamatan Antang Kalang

Gambar
Ke Antang Kalang setelah Tiga Tahun Menjadi Kecamatan Transportasi Sulit, Pagi dan Siang tanpa Listrik. Kecamatan Antang Kalang merupakan salah satu kecamatan pemekaran di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Kondisi jalan licin pada saat musim penghujan dan berdebu pada saat kemarau, menjadi potret akses transportasi untuk menuju ke kecamatan tersebut.  ARIFIN , Antang Kalang SELASA (10/1) siang setelah mengikuti kegiatan di Aula Kecamatan Parenggean, saya bersama tim fasilitasi dan pembinaan Anggaran Dana Desa (ADD) Kabupaten Kotim melanjutkan perjalanan menuju Kecamatan Antang Kalang.  Pada saat itu kami menggunakan dua mobil jenis. Sebelum berangkat, saya berpikiran di perjalanan akan bisa menikmati pemadangan hutan khas Kalimantan. Namun harapan itu meleset. Sepanjang jalan, di kanan kiri jalan hanya terhampar pohon kelapa sawit. Hutan yang saya bayangkan tak tampak sama sekali.  Selain disuguhi rimbunnya pohon kelapa sawit, jalan yang berliku, menanjak dan menikung tajam juga

Ruang Kelas Terbatas

Gambar
JEPRETAN : ARIFIN/RADAR SAMPIT MEMPRIHATINKAN : Lantaran kekurangan kelas murid SDN 7 Ketapang belajar di rumah warga. Pinjam Rumah Warga untuk proses belajar mengajar SAMPIT – Sorotan terhadap kurangnya sarana pendidikan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), seakan tak ada habisnya. Parahnya, kondisi memprihatinkan itu tidak hanya ditemukan di sekolah-sekolah di pelosok, tetapi juga di kawasan kota Sampit. Kali ini giliran kondisi SDN 7 Ketapang Kelurahan Pasir Putih Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. Karena keterbatasan ruang kelas, sebagian siswa setempat terpaksa belajar di sebuah rumah yang kondisinya memprihatinkan. Itu pun, penggunaan rumah tersebut atas kemurahan hati sang pemilik rumah yang merasa peduli terhadap kondisi sekolah tersebut. Kondisi ini sudah berlangsung lama sekitar dua tahun mengingat SDN 7 Ketapang lokasinya berada di area perumahan, tepatnya di perumahan Sawit Raya Jalan Jenderal Sudirman Km 6 arah Sampit-Pangkalan Bun. Jumlah seluruh siswa di sekolah itu 17

Hujan Turun, Pelajaran Dihentikan

Gambar
ARIFIN/RADAR SAMPIT MEMPRIHATINKAN – Siswa kelas VI SDN 2 Luwuk Kama Desa Jemaras Kecamatan Cempaga terpaksa memanfaatkan rumah guru untuk proses belajar mengajar karena keterbatasan ruang kelas. Memprihatinkan, Rumah Guru Jadi Kelas SAMPIT – Terbatasnya ruang kelas, membuat pihak SDN 2 Luwuk Kama Desa Jemaras Kecamatan Cempaga Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), harus putar otak agar anak didik mereka tetap bisa belajar. Bahkan, rumah dinas yang seharusnya dijadikan tempat tinggal para guru, akhirnya harus direlakan untuk dijadikan ruang kelas. Sebelumnya, berbagai cara lain juga dilakukan oleh pihak sekolah untuk menyiasati keterbatasan ruang kelas. Salah satunya adalah dengan menyekat salah satu ruangan sehingga bisa digunakan untuk dua kelas berbeda, meski tentu sangat tidak nyaman karena proses belajar mengajar kedua kelas tersebut hanya dibatasi sekat alakadarnya. Penggunaan rumah dinas guru menjadi ruang kelas terjadi sejak 2009 lalu. Rumah dinas yang kondisinya juga cukup mem

Ruang Kelas Dibuat Bersekat

Gambar
ARIFIN/RADAR SAMPIT TERGANGGU : Siswa Kelas IV dan V SDN 2 Luwuk Kama Desa Jemaras, Kecamatan Cempaga cukup terganggu karena belajar di satu ruang yang sama dengan hanya dibatasi sekat. Satu Ruang Untuk Dua Kelas SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim)masih harus terus meningkatkan sarana dan prasaranan pendidikan di daerah ini. Mengingat, masih banyak siswa yang harus belajar di sekolah yang kondisinya tidak nyaman karena berbagai keterbatasan. Seperti di SDN 2 Luwuk Kama Desa Jemaras Kecamatan Cempaga, keterbatasan ruang kelas membuat pihak sekolah mengambil kebijakan menggabungkan sejumlah kelas saat belajar. Siswa kelas IV dan V harus belajar di satu ruang yang sama hanya dengan dibatasi sekat di bagian tengah ruangan. Hal itu dilakukan karena ruang yang ada tidak mencukupi. Selain membuat sekat, sekolah yang posisinya berada dipinggir jalan poros Sampit-Palangka Raya ini juga memberlakukan jadwal masuk kelas pagi dan siang, terutama untuk kelas II. Kepala SDN 2 Lu