Sekolah Swasta Harus Mampu Bersaing
Salah satu sekolah di Kota Bandung, Jawa Barat melarang siswanya membawa handphone saat proses belajar mangajar. |
BANDUNG – Keberadan sekolah swasta (baca: SD, SMP dan SMA/SMK) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) masih kalah pamor dengan sekolah negeri. Ini bisa terlihat saat penerimaan peserta didik baru (PPDB), dimana sekolah swasta masih dianggap sebagai alternatif terakhir. Sementera sekolah negeri menjadi banyak buruan calon siswa.
Agar sekolah swasta mampu bersaing dengan sekolah negeri Dewan Pendidikan (DP) Kotim memiliki strategi khusus. Salah satunya memaksimalkan sekolah swasta untuk menonjolkan kemampuan yang dimilikinya.
“Kenapa itu harus dilakukan? Dari hasil studi banding kita di Bandung, sekolah swasta semuanya melakukan hal itu. Nah, kenapa di Kotim tidak kita terapkan seperti itu juga?”kata Ketua Dewan Pendidikan Kotim Heriansyah.
Sebagai langkah awal perlu dilakukan workshop dan seminar dengan mengundang seluruh sekolah swasta termasuk juga komite sekolah. Ini dilakukan untuk memberikan pemahaman seperti apa konsepnya.
“Kita (Dewan Pendidikan, red) siap memfasilitasi workshop itu. Tapi ini perlu dikoordinasikan dengan Dinas Pendidikan lebih dulu,” ucap Heriansyah didampingi sekretarisnya Fahrudin Idris.
Heri—sapaan akrabnya menilai sekolah swasta dalam hal menonjolkan kemampuannya untuk bersaing masih stagnan (jalan ditempat), karenanya diperlukan terobosan-terobasan baru agar sekolah swasta tidak dianggap oleh masyarakat sebagai sekolah buangan.
“Imej inilah yang selama ini berkembang di masyarakat. Untuk itulah, setelah kami mengadakan studi banding bersama dengan Komisi I DPRD Kotim ke Bandung Jawa Barat telah mendapatkan kunci jawabannya,” katanya.
Dia menambahkan, di Kota Bandung khususnya gedung sekolah swasta lebih banyak daripada sekolah negeri. Itu membuktikan bahwa walaupun statusnya hanya sekolah swasta akan tetapi mampu bersaing dengan sekolah negeri.
Bahkan, ada sekolah swasta berani menolak siswa yang tidak lulus di sekolah negeri untuk masuk kesekolah karena kuota yang dibuka pada saat penerimaan peserta didik baru (PPDB) sudah cukup,” sebutnya.
Padahal, lanjutnya, sekolah swasta pada saat PPDB mempunyai kesempatan seluas-luasnya untuk mengrekrut siswa sebanyak-banyaknya.
“Inilah yang membedakan antara sekolah swasta yang ada di Bandung Jawa Barat dengan Kabupaten Kotim,” jelasnya.
Untuk itu, melalui workshop dan seminar nantinya pihaknya akan memberikan dorongan dan motivasi bagaimana bisa mampu bersaing dengan sekolah berstatuskan negeri.
“Yang jelas intinya kita sama-sama berharap sekolah yang dikelola oleh swasta ini nantinya kedepan mampu bersaing dengan sekolah negeri,” harapnya.
Sementara itu, Ketua Komisi I DPRD Kotim Marwan didamping sekretaris, Sa'ban H Mansyur berharap studi banding DP Kotim ke DP Kota Bandung dan Kabupaten Nandung ini bisa lebih berperan dalam menyosialisasikannya. (fin)
Komentar
Posting Komentar