Pelni Kotim Tegaskan Tak Ada Uang Kasur
SAMPIT – Bila memiliki pengalaman menjadi penumpang kapal laut milik Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni), apalagi lebaran, kapal laut penuh sesak dengan pemudik, para calo atau pihak tertentu memanfaatkan situasi biasanya muncul, termasuk transaksi sewa-menyawa kasur milik kapal itu sendiri, padahal sudah menjadi milik penumpang sendiri.
Pada berapa kesempatan aksi sewa kasus ini, juga melibatkan awak kapal itu sendiri dan tidak sedikit pula yang melibatkan oknum-oknum lainya. Menanggapi hal ini, Kepala Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Cabang Sampit Hasbi Abdullah, menindak tegas kepada oknum yang menjual tempat atau kasur tidur kepada penumpang pada saat mudik lebaran karena prosedurnya tidak bayar. “Uang kasur hingga tempat lainnya pembayarannya sudah termasuk pembelian di tiket penumpang, saya tegaskan tidak ada uang kasur itu.” ucapnya kemarin .
Hasbi meminta kepada penumpang apabila menemukan hal demikian agar segera melaporkan kepada petugas. “Kami harapkan agar penumpang jangan diam diri, segera laporkan akan kami tindaklanjuti,” jelasnya.
Meskipun demikian, pihak Pelni tidak bisa menjatuhkan sanksi akan tetapi pihaknya menyerahkan kepada aparat berwajib. “Kami minta agar pihak kepolisian bisa memberikan hukuman bagi oknum yang menjual kasur tidur atau tempat kepada penumpang karena sebenarnya memang tidak ada jual beli kasur didalam kapal terutama pada saat mudik lebaran,” urainya.
Selain itu, lanjutnya, penumpang kapal harus mengetahui bahwa yang dikenakan biaya bukan pada dihitung pada kilogram melainkan koli terutama ukuran 40x30x30 cm. “Untuk tujuan Surabaya Rp40 ribu dan tujuan Semarang Rp60 ribu,” bebernya.
Hasbi berpesan, kepada pihak perusahaan agar memberikan gaji dan THR sebelum dekat hari H lebaran, beli tiket jangan mendekati hari ketiga lebaran akan lebih baik lebih awal, dan berangkat sebelum hari H. “Ini yang sering diabaikan sehingga banyak keluhan ketika akan mudik lebaran karena salah memprediksikan,” tutupnya. (arifin)
Pada berapa kesempatan aksi sewa kasus ini, juga melibatkan awak kapal itu sendiri dan tidak sedikit pula yang melibatkan oknum-oknum lainya. Menanggapi hal ini, Kepala Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Cabang Sampit Hasbi Abdullah, menindak tegas kepada oknum yang menjual tempat atau kasur tidur kepada penumpang pada saat mudik lebaran karena prosedurnya tidak bayar. “Uang kasur hingga tempat lainnya pembayarannya sudah termasuk pembelian di tiket penumpang, saya tegaskan tidak ada uang kasur itu.” ucapnya kemarin .
Hasbi meminta kepada penumpang apabila menemukan hal demikian agar segera melaporkan kepada petugas. “Kami harapkan agar penumpang jangan diam diri, segera laporkan akan kami tindaklanjuti,” jelasnya.
Meskipun demikian, pihak Pelni tidak bisa menjatuhkan sanksi akan tetapi pihaknya menyerahkan kepada aparat berwajib. “Kami minta agar pihak kepolisian bisa memberikan hukuman bagi oknum yang menjual kasur tidur atau tempat kepada penumpang karena sebenarnya memang tidak ada jual beli kasur didalam kapal terutama pada saat mudik lebaran,” urainya.
Selain itu, lanjutnya, penumpang kapal harus mengetahui bahwa yang dikenakan biaya bukan pada dihitung pada kilogram melainkan koli terutama ukuran 40x30x30 cm. “Untuk tujuan Surabaya Rp40 ribu dan tujuan Semarang Rp60 ribu,” bebernya.
Hasbi berpesan, kepada pihak perusahaan agar memberikan gaji dan THR sebelum dekat hari H lebaran, beli tiket jangan mendekati hari ketiga lebaran akan lebih baik lebih awal, dan berangkat sebelum hari H. “Ini yang sering diabaikan sehingga banyak keluhan ketika akan mudik lebaran karena salah memprediksikan,” tutupnya. (arifin)
Komentar
Posting Komentar